Headline Tribun Jabar
Headline Tribun Jabar, Ridwan Kamil Bantah Ada Klaster Sekolah di Jabar, Informasinya Tidak Valid
Headline Tribun Jabar, hari ini, memberitakan terkait bantahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil soal klaster sekolah di Jawa Barat.
TRIBUNJABAR.ID - Headline Tribun Jabar, hari ini, memberitakan terkait bantahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil soal klaster sekolah di Jawa Barat.
Ridwan Kamil mengatakan, sejauh ini belum ada temuan atau laporan soal klaster PTM ini dari Komite Penanganan Covid-19 di kabupaten dan kota, yang menurutnya pasti lebih mengetahui kondisi lapangan.
Ikuti headline Tribun Jabar selengkapnya di bawah ini.
BANDUNG, TRIBUN - Dinas Pendidikan Jawa Barat memastikan informasi terjadinya 150 klaster penyebaran Covid-19 di sejumlah sekolah di Jabar adalah informasi yang tak valid dan belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Bantahan terjadinya ratusan klaster baru Covid-19 pasca-pembelajaran tatap muka (PTM) itu disampaikan langsung Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/9).
"Temuan Kemendikbudristek, ada 150, katanya, klaster sekolah di Jabar yang Covid-19. Tapi laporan hari ini dari Dinas Pendidikan kami, itu datanya belum valid. Sudah dicek ke pusat dari mana datanya, masih belum terkonfimasi," ujar Gubernur.
Emil mengatakan, sejauh ini belum ada temuan atau laporan soal klaster PTM ini dari Komite Penanganan Covid-19 di kabupaten dan kota, yang menurutnya pasti lebih mengetahui kondisi lapangan.
"Jadi kami belum bisa mengiyakan benar terjadi klaster di 149, karena kalau ada, maka komite duluan pasti sudah mendapatkan datanya. Tim dari Disdik Jabar mengecek dan hasilnya masih belum bisa dikonfirmasi," katanya.
Sebelumnya, data mengejutkan diungkapkan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan (PAUD-Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri.
Ia mengatakan, hingga 20 September 2021 sebanyak 1.296 sekolah melaporkan klaster penyebaran Covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM). Data tersebut diperoleh setelah Kemendikbudristek melakukan survei terhadap 46.500 sekolah.
"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Jumeri, sebagaimana dikutip Tribunnetwork, Rabu (22/9).
Klaster penyebaran Covid-19, kata Jumeri, paling banyak terjadi di level SD sebesar 2,78 persen atau 581 sekolah, disusul PAUD (252 sekolah), PAUD, SMP (241 sekolah), SMA (107 sekolah), SMK (70 sekolah), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 13 sekolah. Namun, Jumeri tak mengungkap sekolah tersebut tersebar di daerah mana saja.
Jumlah kasus positif terbanyak, baik guru maupun siswa, kata Jumeri, juga terjadi di lingkungan SD. Di tingkat SD ada 3.174 guru dan tenaga kependidikan, yang tersebar di 581 sekolah, yang sempat terpapar Covid. Adapun jumlah peserta didik yang terpapar mencapai 6.908 orang.
Untuk tingkat SMP terdapat 1.502 guru dan 2.220 siswa positif Covid-19. Untuk PAUD 2.007 tenaga pendidik dan 953 siswa di sejumlah sekolah terpapar. Di tingkat SMA, 1.915 guru 794 siswa posistif Covid.
Kasus positif di tingkat SMK juga terbilang banyak, yakni 1.594 guru dan 609 siswa. TDi tingkat SLB, terjadi 131 kasus positif pada siswa dan 112 kasus positif pada guru.
Ditemui di Pendopo Kota Bandung, kemarin, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, juga memastikan bahwa klaster Covid-19 pasca-PTM, sejauh ini tak terjadi di Kota Bandung.
"Alhamdulillah sampai saat ini nol kasus tak ada klaster di sekolah. Kami berharap sekali dan mengingatkan terus untuk patuhi prokes.
Alhamdulillah semua sekolah yang lolos untuk PTMT sudah patuh," katanya.
Hal senada juga ditegaskan Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Terlebih berbagai langkah antisipasi telah mereka lakukan untuk mencegah terjadinya klaster baru Covid pasca-pelaksanaan PTM.
Dadang mengatakan, di sekolah, PTM dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. "Pulangnya, saya juga minta kepada kepala sekolah dan guru untuk selalu mengingatkan siswa iagar langsung pulang, jangan dulu mondar-mandir ke mana-mana dulu. Langsung dijemput atau pulang ke rumah masing- masing," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, kemarin.
Tidak terjadinya klaster Covid sejak PTM digelar, sebelumnya juga dikatakan Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan.
"Jangan sampai ada, ya. Jangan sampai karena memang salah satu ukuran untuk bisa diizinkan melaksanakan PTM itu kan dengan rentan atau tidaknya keterpaparan," ujar Sahrul. (tribunnetwork/syarif abdussalam/nandri prilatama/lutfi a mauludin/wly/oktora)