Kejamnya Ibu Tiri di Indramayu
Algojo Suruhan Mamah Muda Ceburkan Bocah 7 Tahun ke Sungai Hanya Gara-gara Sering Minta Jajan
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengatakan, alasan tindakan kejam itu SA lakukan karena merasa sakit hati.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Terungkap sudah kasus penemuan bocah yang ditemukan meninggal di Sungai Prawira, Indramayu, 19 Agustus 2021 lalu.
Ternyata bocah bernama MYP (7 tahun) itu dirampas nyawanya oleh orang suruhan ibu tiri.
MYP diketahui meninggal tenggelam sebelum mayatnya ditemukan oleh warga.
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa dalang di balik pembunuhan sadis itu adalah ibu tiri korban yang bernama SA (21).
Terungkap pula apa motif mamah muda itu tega menghabisi nyawa anak tirinya tersebut.
SA (21) menyewa algojo atau pembunuh bayaran untuk mengahabisi anak tirinya lantaran kesal.
Korban sering mengamuk saat minta jajan.
Pembunuh bayaran yang disewa SA lalu mengeksekusi korban dengan cara diceburkan ke sungai.
Jasad MYP baru ditemukan dalam kondisi sudah membusuk di Sungai Prawira di Desa Rawadelem, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu pada Kamis (19/8/2021).
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengatakan, alasan tindakan kejam itu SA lakukan karena merasa sakit hati.
"Ini karena anak tirinya ini yang masih berusia 7 tahun sering mengamuk saat minta jajan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com didampingi Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Luthfi Olot Gigantara saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Kamis (23/9/2021).
Masih disampaikan AKBP M Lukman Syarif, karena sudah terlalu kesal, SA pun tega menghilangkan nyawa MYP.
Ia pun kemudian menyewa pembunuh bayaran atau algojo berinisial S (26).
SA meminta kepada algojo tersebut untuk menceburkan korban ke sungai agar bocah malang tersebut tidak bisa kembali lagi atau mati.
"Kemudian tersangka 1 (ibu tiri) korban ini menjanjikan hadiah kepada tersangka 2 (algojo) jika berhasil melakukan perintahnya," ujar dia.
Pelaku dikenal tertutup
SA (21), ibu tiri yang merupakan otak perampasan nyawa MYP dikenal sebagai sosok tertutup.
Ia jarang berkomunikasi dengan keluarga walau kediamannya dekat dengan nenek korban di Desa Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu.
Paman korban, Bali (33), mengatakan, di mata keluarga, ia justru dikenal dengan sosok yang baik.
"Dibilang kecewa, kalau keluarga sih kecewa, cuma gimana lagi," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (22/9/2021).
Bali menceritakan, selama ini keluarga tidak mengetahui bila ada persoalan di dalam keluarga mereka.
Sosok korban sendiri, disampaikan keluarga, memang bandel, namun hal tersebut wajar karena korban masih anak-anak.
Perihal alasan SA tega menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi anak suaminya sendiri, Bali mengatakan, keluarga tidak mengetahui soal tersebut.
Dalam hal ini, keluarga sangat menyayangkan apa yang dilakukan SA.
"Untuk alasannya, keluarga tidak tahu pasti, karena memang tertutup, anaknya (korban) juga tidak pernah cerita," ujar dia.
Berawal dari Penemuan Mayat Bocah di Sungai Prawira
Bocah yang diperkirakan berusia 10 tahun ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di Sungai Prawira, Indramayu, 19 Agustus 2021.
Jenazah bocah laki-laki tersebut ditemukan warga, Kamis (19/8/2021) sekitar pukul 05:00 WIB.
Penemuan itu bermula ketika warga tersebut hendak ke masjid.
Saat hendak mengambil air wudlu, dia melihat sebuah benda mirip bonek di sungai.
Sungai itu terletak di dekat masjid di Desa Rawadalem, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Boneka tersebut ternyata membuat dia penasaran karena juga tercium bau tak sedap di lokasi tersebut.
Akhirnya dia mencoba memeriksa dan kaget karena itu adalah mayat bocah.
Saksi kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib.
Kata polisi

Kapolres Indramayu AKBP M Lukman Syarif melalui Kapolsek Balongan AKP Febry H Samosir membenarkan kejadian ini.
Ia menyebut saat ini jasad sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.
"Untuk mayat sekarang sudah dibawa oleh inafis ke Rumkit," ujar dia.
AKP Febry H Samosir mengatakan, untuk sementara, polisi belum bisa memastikan indentitas dari bocah malang tersebut.
Ia diperkirakan hanyut dari daerah hulu sungai dan terbawa arus hingga sampai ke Desa Rawadalem.
Mengingat, volume air Sungai Prawira sebelumnya sedang dalam keadaan besar.
Korban diperkirakan meninggal dunia 3-4 hari yang lalu.
Adapun, ciri-ciri dari jenazah tersebut, disampaikan Kapolsek Balongan, mengenakan kaos putih, celana pendek hitam.
"Dengan tinggi badan jenazah sekitar 120 cm dan perawakan kecil," tutupnya dia.
TribunJabar.idHandhika Rahman