Ancaman Gempa Sesar Lembang Intai Bandung Barat, Jadi Perhatian BNPB, Ini yang Dilakukan

Sesar Lembang mengintai ribuan warga di kawasan utara Bandung. BNPB melakukan simulasi.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Simulasi penanganan gempa Sesar Lembang di Parongpong, Jumat (17/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Ancaman gempa akibat Sesar Lembang untuk di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), saat ini sudah mendapat perhatian khusus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hal tersebut karena Sesar Lembang ini membentang sepanjang 29 kilometer dengan melintasi 22 desa dan empat kecamatan di KBB, yakni Kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Lembang.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat BNPB, Theodora Eva mengatakan, dalam menghadapi ancaman bencana tersebut pihaknya akan berfokus pada upaya mempersiapkan pemerintah daerah setempat yang berperan sebagai penindak dan pihak yang paling awal menghadapi bencana tersebut.

"Kesiapan BNPB menghadapi potensi Sesar Lembang lebih kepada menyiapkan pemerintah daerah setempat sebagai penindak awal saat bencana terjadi," ujarnya seusai simulasi penanganan gempa Sesar Lembang di Parongpong, Jumat (17/9/2021).

Atas hal tersebut pihaknya juga mengadakan sosialisasi terkait peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat, maupun akademisi agar nantinya mereka sudah siap dalam menghadapi dan menangani gempa tersebut.

Selain itu, pihaknya juga mengadakan kegiatan simulasi gempa untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas, khususnya untuk daerah yang terdampak Sesar Lembang.

"Kami melakukan simulasi ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah terhadap ancaman Sesar Lembang di wilayah KBB, Kota Bandung, Cimahi dan wilayah sekitarnya," kata Theodora.

Hal itu juga dilakukan karena Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bandung Barat merupakan daerah dengan indeks risiko bencana yang cukup tinggi lantaran diintai sejumlah potensi bencana mulai dari gempa bumi serta gunung meletus.

"Pemilihan lokasi simulasi ini sesuai arahan dari Bappenas terkait daerah yang mempunyai indeks risiko bencana yang cukup tinggi. Kita lihat dulu indeks risiko bencananya baru nanti masuk program prioritas nasional," ucapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Duddy Prabowo mengatakan, berdasarkan sejarah kegempaan peneliti geo tehnologi LIPI, setidaknya telah terjadi gempa sebanyak 14 kali pada periode 2010 dan 2012.

"Salah satu gempa yang sangat merusak terjadi  pada tanggal 28 agustus 2011 di mana 9 rumah rusak berat dan 268 rumah rusak ringan. Gempa ini menunjukan bahwa Sesar Lembang merupakan sesar aktif," kata Duddy.

Baca juga: Mengenal Sesar Garsela, Sesar Aktif di Jawa Barat Selain Sesar Lembang, Apakah Berbahaya?

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved