Hampir 30 Hari Kasus Amalia Subang Belum Terungkap, Ketua DPRD Subang Doakan Polisi Diberi Kemudahan
Ketua DPRD Kabupaten Subang Narca Sukanda turut prihatin dengan terjadinya kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya, Tuti (55)
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Subang, Dwiky Maulana Vellayati.
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Ketua DPRD Kabupaten Subang Narca Sukanda turut prihatin dengan terjadinya kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan ibunya, Tuti (55).
Narca Sukanda menziarahi makam Amalia dan Tuti di tempat pemakaman umum Istuning, Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
Pekan ini, kasus perampasan nyawa tersebut memasuki pekan ke empat setelah kejadian pada 18 Agustus 2021 atau hari ke 27.
"Intinya kami dari lembaga DPRD Subang turut prihatin dan mengucapkan bela sungkawa kepada kedua korban ini, makannya kami datang untuk berdoa agar beliau juga khusnul khotimah diterima disisi Allah dan diampuni segala dosanya," ucap Narca saat selesai berdoa di pemakaman, Selasa (14/9/2021).
Dengan menyambangi serta mendoakan langsung di tempat pemakaman dari kedua korban perampasan nyawa tersebut, Narca berharap agar pengungkapan kasus ini segera terpecahkan.
"Mudah-mudahan pelaku dari pembunuhan ini cepat ditemukan oleh pihak Polres Subang," katanya.
Baca juga: Makam Amalia Subang Diziarahi Kader PDI Perjuangan: Kasusnya Luar Biasa, Menyulitkan Penyidik
Ia juga mendoakan agar Kapolres Subang AKBP Sumarni dan timnya diberi kelancaran dan kemudahan dalam bekerja, menyelidiki dan mengungkap kasus tersebut.
"Kami mendukung penuh pihak kepolisian untuk segera mengungkapkan pembunuhan ini cepat ditemukan," Narca menambahkan.
Urusan Harta Tahta dan Asmara
Kriminolog Unpad Yesmil Anwar sebelumnya menyebut bahwa kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu dan Tuti di Subang sebagai pembunuhan berencana.
Dalam kasus pembunuhan berencana, kata dia, yang harus ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan yang dilakukan.
Terlebih dalam setiap kasus pembunuhan berencana, selalu menyangkut tiga motif utama. Asmara, harta dan tahta.
"Ketiga motif tadi selalu menjadi latarbelakang dari orang melakukan tindak kejahatan. Dengan demikian maka pihak kepolisian harus menelusuri kemungkinan dari ketiga motif tersebut, apakah ada kaitannya dengan masalah finansial (harta) kekuasaan (tahta), atau asmara termasuk hubungan sosial antara korban dengan pelaku, termasuk karakter korban dengan orang lain semasa hidupnya," ucap Yesmil Anwar.
Untuk urusan harta, dalam penyelidikan polisi, temuan sementara, tidak ada harta atau barang berharga yang diambil. Emas, uang Rp 30 juta yang ada di rumah tidak digasak.