Kisah Hary Susanto, Peraih Emas Paralimpiade asal Majalengka, Pernah Berlatih Bareng Taufik Hidayat

Tidak ada kegembiraan berlebih dari raut wajah H Saefudin (80), ayah Hary Susanto, ketika membicarakan anaknya yang meraih medali emas di Paralimpiade

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Ayah Hary Susanto, H Saefudin, saat bercerita kepada Tribun di rumahnya di Blok Kamis, Desa Maja Utara, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (11/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Tidak ada kegembiraan berlebih dari raut wajah H Saefudin (80), ayah Hary Susanto, warga Blok Kamis, Desa Maja Utara, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ketika membicarakan anaknya yang menjadi peraih medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020, Jepang.

Saat ditemui di rumahnya, Sabtu (11/9/2021), Saefudin mengaku anaknya sudah sering juara dan meraih emas jika mengikuti kejuaraan.

“Gembira tentu, tapi, ya, biasa lah karena juara kan sering, jadi biasa,” ujar Soef, panggilan akrab Saefudin.

Saat ini, kata Soef, ia belum menerima kabar kepulangan anaknya, khususnya ke Maja.

Ia kini fokus memantau salah satu rumahnya yang tengah dibangun oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai bonus kejuaraan yang diikuti anaknya 8 bulan lalu di Swiss.

Soef mengatakan, Hary Susanto adalah anak ketiga yang lahir pada 25 Januari 1975 dengan Hj Ijah Khodijah sebagai ibunya.

Kata dia, bahwa ia dan istrinya merupakan atlet bulutangkis yang kerap mengikuti kejuaraan hingga usia lebih dari 50 tahun.

Saat ini, Soef juga masih aktif melatih sejumlah anak binaannya.

Karena kegemarannya terhadap bulu tangkis, keempat anak mereka pun, termasuk Hary, sejak kecil atau usia 7 tahun sudah diperkenalkan dengan raket dan berupaya dilatih fisiknya agar kuat dan kini semua anaknya selalu mengikuti kejuaraan.

Saking banyaknya piala dan medali, Soef tak ingat berapa banyak yang diperoleh dirinya bersama istri serta anak-anaknya.

Hingga di rumahnya tak ada piala yang disimpan secara khusus, yang ada justru piala kejuaraan balap sepeda motor di lemari bagian belakang rumahnya, karena anak-anaknya pun menyukai olahraga bermotor.

“Tidak tahu ya ada berapa, tidak pernah disimpan begitu,” ucapnya.

Khusus Hary, sambung Soef, pun dikenalkan dengan raket bulu tangkis sejak usia 7 tahun.

Setiap hari, Soef mengajak keempat anaknya untuk bermain bulu tangkis di Aula SMP Cokro dekat rumahnya atau terkadang di Tonjong, Kelurahan Cigasong.

Lalu saat pulang berlatih dari lapangan Tojong Hary bersama kakaknya diminta untuk berlari dari Tonjong ke rumahnya sejauh 10 km, dengan kondisi jalan menanjak.

Soef mendampingi dari belakang dengan kendaraan dan tas raketnya.

“Setidaknya dua jam dalam sehari harus berlatih. Latihan dilakukan sore hari usai sekolah agama, hingga menjelang Magrib. Latihan fisik dilakukan dengan berlari dan skiping,” jelas dia.

Menurut ayahnya, di usia SD Hary setiap mengikuti kejuaraan selalu memperoleh piala.

Di usia SMP mengikuti porda di Kabupaten Indramayu dan menyabet juara 1.

Sejak saat itu Hary diajak Iie Sumirat di Bandung kemudian diambil oleh Hartech dan kini bekerja di sana.

Hari bersekolah di SMAN 21 Bandung dan tinggal di asrama bersama pebulu tangkis lainnya, seperti Taufik Hidayat.

Lalu lulus SMA melanjutkan sekolah di Unpad.

“Sekolah tapi sekolahnya jarang karena terus badminton,” katanya.

Namun, masa-masa indah menjadi atlet bulutangkis dan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi hilang seketika pada tahun 1997.

Ketika kuliah semester 4, Hary pergi ke Kecamatan Talaga bersama temannya yang jadi tentara untuk menawarkan sepeda motor balap.

Dia membonceng temannya kemudian mengalami kecelakaan saat pulang, tepatnya di Blok Sungambul, Kecamatan Banjaran, hingga tulang pinggulnya lepas.

Sekitar satu tahun dia menjalani pengobatan di Rumah Sakit Halmahera Bandung.

Hingga akhirnya Hary berhenti bermain bulu tangkis selama kurang lebih 12 tahun karena mengalami disabilitas daksa.

Selama berhenti bermain bulu tangkis Hary mendirikan bengkel sepeda motor balap sesuai kegemarannya balap sepeda motor, di rumah orang tuanya.

Setelah itu dia kembali bermain di usia 30 tahunan dan ternyata setiap kejuaraan yang diikutinya selalu memperoleh medali.

“Sekarang sudah 15 tahun aktif lagi selalu juara terus. Dia diajak oleh Ketua Pengda Jabar untuk aktif di Bandung kemudian diminta untuk menjadi Pengcab di Tasikmalaya sudah beberapa tahun, kebetulan bupatinya juga sangat merespons dan banyak atlet yang dia bawa ke Tasik dari sejumlah daerah, kini para atlet banyak yang mewakili Jawa Barat ke berbagai even olahraga bulutangkis dan selalu juara,” ujarnya.

Saat ini, tutur Soef, Hary sudah beberapa kali mengajukan pensiun dan beralih menjadi pelatih.

Namun, Ketua Pengda melarangnya dengan alasan belum ada penggantinya hingga dia pun terpaksa tetap menjadi pemain.

Malah ketika bermain di Swiss urat kakinya sempat cedera hingga akhirnya hanya memperoleh juara dua.

Hary pun sudah tidak bersedia bermain tunggal.

Karena kesibukannya apalagi ketika menjelang pelatnas, Hary jarang sekali pulang ke Maja, hanya sekitar sebulan sekali pulang karena jauhnya jarak di Solo.

Hary kini memiliki tiga anak dari buah pernikahannya dengan gadis asal Sukasari, Kecamatan Argapura, Dewi Yuli.

Soef mengatakan, kini semua cucunya juga mulai berlatih bulu tangkis.

Diakuinya, dengan bulu tangkis mereka bisa memperoleh uang, rumah, dan mobil.

Anak-anaknya pun termasuk Hary memiliki sejumlah rumah dari bonus kejuaraan bulutangkis.

“Kalau mainnya sudah bagus, nanti juga banyak yang mengambil,” ucap Soef.

Hary Susanto berhasil mengharumkan nama Majalengka di kancah dunia setelah meraih medali emas dalam kejuaraan Paralimpiade Tokyo 2020 di Jepang.

Hary Susanto bertanding dalam pertandingan final nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama Leani Ratri Oktila dan berhasil mengalahkan wakil Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel di Yoyogi National Stadium, Tokyo, Minggu, (5/112021).

Keduanya harus bekerja keras sebelum memastikan kemenangan dengan skor 23-22, 21-17. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved