Kolecer, Program Ridwan Kamil di Sukabumi Tak Terurus, Dicoreti Tulisan Tidak Percaya Covid-19
Sejak pandemi Covid-19 di Kabupaten Sukabumi, kotak literasi cerdas (Kolecer) milik Pemprov Jabar ditutup dan terbengkalai
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Sejak pandemi Covid-19 di Kabupaten Sukabumi, kotak literasi cerdas (Kolecer) milik Pemprov Jabar ditutup.
Kolecer di Alun-alun Palabuhanratu sudah terbengkalai. Kini kondisinya tidak terurus, terlihat kumuh dan sejumlah bagian di Kolecer berkarat.
Tak hanya itu, pantauan di lapangan, Sabtu (4/9/2021) terlihat Kolecer dicorat-coret dengan tulisan nyeleneh.
"Mari nongkrong jangan takut corona" demikian bunyi tulisan di Kolecer.
Tulisan itu bernada provokatif karena mengajak orang untuk tidak percaya Covid-19 dan mengajak orang berkerumun. Belum diketahui pasti siapa pembuat tulisan itu.
Tribunjabar.id belum mendapatkan tanggapan dari pihak manapun terkait adanya tulisan ajakan nongkrong dan jangan takut corona itu.
Baca juga: Dua Kebakaran di Kuningan, Ribuan Ayam Pedaging Terbakar Hidup-hidup, Jumadi Kehilangan Rumah
Kolecer Program 100 hari Ridwan Kamil
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat meluncurkan perpustakaan jalanan atau dinamakan Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina Digital Library).
Program ini merupakan salah satu program kerja 100 hari Gubernur Jabar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan perhatian khusus pada hasil survey yang menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Indeks membaca orang Indonesia hanya 0,001, artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat membaca buku.
"Minat baca orang Indonesia cenderung rendah. Orang kita tidak suka membaca dan tidak suka menulis," kata pria yang akrab disapa Emil saat meluncurkan Kolecer dan Candil di Taman Sempur, Kota Bogor, Sabtu (15/12/2018).
Emil menambahkan bahwa Kolecer dan Candil juga diharapkan bisa meningkatkan minat baca generasi milenial yang terkungkung gawai teknologi. Di dunia maya banyak beredar informasi yang sulit diterka manfaat dan mudaratnya.
"Generasi milenial sekarang hasil surveinya lebih senang menghabiskan waktunya lewat handphone, sehingga ada kekhawatiran yang dibaca adalah hal-hal yang tidak bermanfaat karena seliweran juga informasi-informasi yang negatif," kata Ridwan Kamil.
Kolecer merupakan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari bank BJB. Untuk tahap awal, Kolecer akan disebar di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dan 600 titik sebagai target 5 (lima) tahun ke depan.
Pembuatan aplikasi perpustakaan digital Candil saat ini masih dalam tahap pengembangan dan dapat digunakan pada Januari 2019.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kolecer-terbengkalai.jpg)