Serangan Bom Guncang Kabul Afghanistan, 60 Warg Sipil dan 12 Tentara AS Dilaporkan Meninggal

Bom bunuh diri kembar mengguncang Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021). Setidaknya 60 warga sipil Afghanistan dan 12 tentara AS tewas

AP PHOTO/WALI SABAWOON
Asap mengepul dari ledakan di luar bandara di Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021) Dua pelaku bom bunuh diri dan pria bersenjata menargetkan massa yang berkumpul di dekat bandara Kabul. 

TRIBUNJABAR.ID - Bom bunuh diri kembar mengguncang Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021).

Dilansi Al Jazeera, sedikitnya 60 warga sipil Afghanistan dilaporkan meninggal dunia akibat bom bunuh diri tersebut.

Tak hanya itu, bom bunuh diri itu juga menewaskan sedikitnya 12 tentara AS dan melukai 15 lainnya.

Melansir Reuters, ISIS mengklain berada di balik serangan bom mematikan tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, seorang jenderal tinggi AS mengatakan, saat ini pasukan AS berupya mengantisipasi lebih banyak serangan ketika proses evakuasi berlanjut dari Afghanistan.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Ditangkap Polisi di Kawasan Puncak, Terbukti Gunakan Narkoba

Serangan tersebut menjadi insiden yang menandai korban militer AS pertama di Afghanistan sejan Februari 2020 lalu.

Ini pun menjadi serangan paling mematikan bagi pasukan AS di negara tersebut dalam satu dekade.

Setidaknya dua ledakan mengguncang kerumunan yang memadati gerbang Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.

Kerumuman tersebut dengan putus asa mengantre untuk meninggalkan Afghanistan sejak Taliban menduduki Kabul.

Salah satu bom diledakkan di dekat gerbang bandara dan yang lainnya meledak di dekat Hotel Baron.

Dalam sebuah pernyataan, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok teroris itu menambahkan, salah satu pengebomnya menargetkan penerjemah dan orang yang bekerja sama dengan tentara AS.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Jutaan Orang Coba Pergi dari Afghanistan, Ini Daftar Negara Tujuan, Ada Indonesia

Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Korps Marinir AS Frank McKenzie, mengatakan dalam jumpa pers bahwa ledakan itu diikuti dengan baku tembak.

McKenzie mengatakan ancaman dari ISIS di Afghanistan tetap ada di samping sejumlah ancaman lainnya.

"Kami percaya itu adalah keinginan mereka untuk melanjutkan serangan ini dan kami menduga serangan itu berlanjut. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," kata McKenzie.

McKenzie menambahkan, potensi serangan di masa depan bisa saja berupa serangan roket yang ditembakkan ke bandara atau bom mobil yang mencoba masuk.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved