Cabai Tak Lagi Pedas, Petani di Majalengka Pilih Bakar Tanamannya sebagai Bentuk Protes
Aksi bakar tanaman cabai dilakukan sejumlah petani di Kabupaten Majalengka, Kawa Barat.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Aksi bakar tanaman cabai dilakukan sejumlah petani di Kabupaten Majalengka, Kawa Barat.
Penyebabnya, mereka kecewa dengan anjloknya harga cabai di masa pandemi Covid-19.
Pembakaran tanaman cabai merupakan bentuk aksi protes tak lakunya cabai.
Menurut petani, jika tanaman cabai terus dipelihara maka akan mendatangkan kerugian besar.
Sebab, harganya tidak sebanding dengan biaya pupuk dan perawatan.
Dadi (43), petani cabai asal Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, termasuk petani yang membabat dan membakar habis tanaman cabainya.
Luas lahan Dadi hampir satu hektare.
Dadi menuturkan, harga cabai sejak tiga bulan terakhir terus merosot dari sebelumnya per kilogram tembus Rp 14 ribu.
Setiap hari turun hingga kini tinggal Rp 6 ribu per kilogram.
Baca juga: Rumah Tangga Jonathan Frizzy Goyang, sang Istri Lapor Polisi Kasus KDRT
"Kondisi ini menyebabkan petani terus merugi. Pasalnya biaya pemupukan dan perawatan yang tinggi tidak sebanding dengan hasil panen yang didapat," ujar Dadi kepada Tribun, Jumat (27/8/2021).
Menurutnya, meski tak separah tahun lalu yang mencapai Rp 3.000 ribu per kilo, namun tetap saja ia menganggap harga tersebut belum bisa menutupi biaya produksi.
Jika ingin menutupi harga produksi, harga di pasaran harus Rp 14 ribu per kilogramnya.
"Alhamdulilahnya, saya menanam pohon jeruk yang harganya masih stabil, jadi bisa sedikit bisa mengobati kekecewaan saya," ucapnya.
Baca juga: Sudah Diuji Coba, Buruh Pabrik di Purwakarta Harus Download Aplikasi Ini, Wajib Scan Barcode
Ketua Kelompok Tani Mekar Mulya di Desa Argalingga, Tatang Tarsono (54), mengaku, harga semua jenis cabai anjlok.
Cabai merah keriting hanya Rp 6.000, cabai rawit hijau Rp 4.000, dan rawit merah Rp 10 ribu.
Biasanya, harga keseluruhannya di atas Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogramnya. (*)