Raharjo Djali Siap Perang Data Buktikan Diri Berhak Duduki Jabatan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon
Sultan Aloeda II, Raharjo Djali, siap perang data untuk membuktikan dia berhak menduduki jabatan Sultan Keraton Kasepuhan.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sultan Aloeda II, Raharjo Djali, siap perang data untuk membuktikan dia berhak menduduki jabatan Sultan Keraton Kasepuhan.
Dia mengakui ada sejumlah pihak yang menolaknya sebagai suksesor Sultan Keraton Kasepuhan.
Ia juga mempunyai babon atau silsilah keluarganya untuk membuktikannya berhak menduduki takhta keraton.
Bahkan, Raharjo menyebut babon itu telah diverifikasi keabsahannya oleh ahli sejarah Cirebon.
"Babon tersebut menggunakan tulisan arab pegon, dan tertera dalam lima naskah kuno," ujar Raharjo Djali saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (25/8/2021).
Baca juga: Pelantikan Perangkatnya Dianggap Tak Berizin, Raharjo Djali: Kami Keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon
Ia mengatakan, dalam babon itu tidak tertera nama Sultan Sepuh XII, Alexander Radja Radjaningrat, yang merupakan kakek buyut Sultan Sepuh XV, PRA Luqman Zulkaedin.
Raharjo juga mempersilakan pihak yang menolaknya berpendapat bahwa dia bukan keturunan Sunan Gunung Jati sehingga tidak berhak bertakhta di Keraton Kasepuhan.
Namun, pihaknya hanya berpatokan pada Sultan Sepuh XI, Tadjoel Arifin Djamaluddin Aluda Mohammad Samsudin Radjaningrat, yang merupakan kakeknya.

"Kakek saya pernah duduk sebagai Sultan Keraton Kasepuhan, dan beliau trah atau keturunan Sunan Gunung Jati," kata Raharjo Djali.
Menurut dia, tidak akan menarik silsilah terlalu jauh hingga ke Sunan Gunung Jati untuk menduduki jabatan Sultan Keraton Kasepuhan.
Baca juga: Raharjo Djali Lantik Perangkat, BPKK Tegaskan Sosok Inilah Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon yang Sah
Raharjo hanya mengambil silsilah dari Sultan Sepuh XI yang berpulang pada 1942 sehingga tidak terlalu jauh dari masa sekarang.
"Saya hanya mengembalikan ke sana (Sultan Sepuh XI), kalau menolak silakan saja. Kami siap perang data untuk membuktikannya," ujar Raharjo Djali. (*)