Tahura Bandung Kini Punya Wisata Hutan Menyala, Benderang pada Malam Hari
Di area Hutan Menyala Tahura Dago Bandung, saat malam hari, lampu-lampu dan tali warna ini akan terang menyala dalam kegelapan.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG- Taman Hutan Raya (Tahura) Dago menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi wisawatan dan warga lokal.
Berada di daerah Dago Pakar, Ciburial, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Tahura Dago menghadirkan suasana yang segar karena ada hutan lindung seluas 526,98 hektar.
Untuk masuk ke kawasan Tahura, pengunjung cukup membayar tiket Rp 15.000 dan bisa menikmati keindahan alam di dalam area Tahura.
Namun, Tahura masih ditutup sejak PPKM sehingga belum menerima pengunjung untuk berlibur ke tempat wisata yang juga dikenal karena ada Goa Jepang dan Goa Belanda itu.
Bagian Pengamanan Tahura, Epi Supriadi, mengatakan sejak awal Juni lalu, Tahura harus tutup sementara.
Baca juga: Manfaat PPKM di Jabar Mulai Terasa, Tak Ada Zona Merah, Obyek Wisata Boleh Buka, Ini Syaratnya
"Kami menerapkan work from home dan pembatasan 25% saja yang masuk untuk bagian operasional keamanan dan kebersihan," ujar Epi saat ditemui di Tahura, Minggu (22/8/2021).
Selama masa penutupan itu, ucapnya, pengelola Tahura melakukan pemeliharaan kebersihan dan keamanan.
"Dari pihak keamanan menggelar patroli ke tempat yang dikhawatirkan pengunjung menerobos masuk tanpa izin, jadi tetap kita kontrol," ucapnya.
Sekarang, Tahura juga disebut memiliki area terbaru dengan nama Hutan Menyala.
Hutan Menyala ini merupakan sebuah inovasi dan kolaborasi Tahura dengan menghadirkan sebuah spot terbaru. Saat malam, hutan itu benderang.
Baca juga: Mengenal Desa Wisata Pasanggrahan di Purwakarta, Cocok bagi Wisatawan yang Ingin Refreshing
Di bagian area Hutan Menyala, dekorasi pun terpasang rapi. Warna-warni tali dan akseosoris lainnya pun terlihat mengelilingi area pohon-pohon.
Di area Hutan Menyala ini, saat malam hari, lampu-lampu dan tali warna ini akan terang menyala dalam kegelapan.
Sayangnya, hingga saat ini Hutan Menyala pun belum diperbolehkan dikunjungi.
"Hutan Menyala juga, mau tidak mau, jadwalnya sama mengikuti Tahura. Kami masih menunggu perkembangan selanjutnya," ujar Epi.
Epi berharap, pandemi ini segera berlalu karena ramainya Tahura juga berdampak pada lingkungan sekitar seperti pedagang dan mitra lain Tahura.