Petani Cabai Malas Lakukan Panen, Ternyata Karena Ongkos Petik Kini Lebih Mahal Dari Harga Cabai
Merosotnya harga cabai sampai di bawah biaya pokok produksi membuat petani mulai enggan memanen cabai mereka. Harga cabai merah keriting hanya Rp
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS - Merosotnya harga cabai sampai di bawah biaya pokok produksi (BPP/BEP) membuat petani mulai enggan memanen cabai mereka.
Harga cabai merah keriting di tingkat petani sudah tiga hari ini hanya Rp 5.000 berikut cabai besar TW Rp 6.000/kg, cabai lokal tanjung Rp 12.000/kg dan cabai rawit merah Rp 10.000/kg.
Sementara biaya pokok produksi atau biaya modal (BEP) Rp 8.000/pohon dengan produksi rata-rata 0,8 kg/pohon.
“Mau panen bagaimana, harga cabainya lagimurah. Dibawa ke pasar tentu perlu biaya transportasi. Sesampai di pasar kurang laku. Kalau pun laku harganya jauh di bawah modal pokok,” ujar Asep Halim (58), petani cabai dari Desa Kawali Mukti, Kawali Ciamis kepada Tribun Minggu (22/8).
Selain biaya produksi, ongkos yang cukup membebani petani menurut Asep adalah upah petik. “Upah petik sekarang lebih mahal dari harga cabai. Jadi petani tidak hanya terbebani biaya produksi tetapi juga beban ongkos petik. Sementara harga di bawah BEP,” katanya.
Upah petik cabai menurut Asep Rp 50.000 untuk buruh laki-laki dan Rp 35.000 untuk buruh perempuan. “Waktu petiknya dari pagi sampai Zuhur (sabeduk). Upah untuk laki-laki Rp 50.000 dan Rp 35.000,” ujar Asep.
Dengan upah petik Rp 50.000 dan Rp 35.000 tersebut menurut Asep, seorang pekerja alam waktu sabeduk (dari pagi sampai Zuhur) rata-rata bisa memetik 10 kg cabai rawit.
Sedangkan kalau memetik cabai merah keriting atau cabai lokal tanjung rata-rata 20 kg sampai 30 kg/sabeduk. Dan cabai besar TW sekitar 40 kg.
Di tengah harga cabai yang jatuh menurut Asep, petani masih harus menanggung upah petik.
Untuk memanen 1 hektare kebun cabai menurut Asep dibutuhkan sebanyak 30 orang sampai 40 orang buruh petik.
“Makanya sekarang petani milik mikir-mikir mau panen apa tidak. Kalau dipanen, harus keluarkan upah petik. Pasar dijual ke pasar atau ke bandar, harga murah. Hanya Rp 5.000/kg untuk cabai keriting atau Rp 6.000/kg untuk cabai besar TW,” katanya.
Baca juga: Harga Cabai di Ciamis Hancur Lebur, Awal Bulan Rp 20 Ribu Per Kilo, Kini Tinggal Rp 10 Ribu Per Kilo
Petani cabai katanya mulai enggan panen, tapi belum sampai mentelantarkan kebun cabainya.
Menuerut Asep, dibanding petani cabai, petani tomat saat ini cukup beruntung. Harga tomat sampai saat ini masih stabil dikisasan Rp 8.000-Rp 9.000/kg setelah sebelumnya sempat naik sampai Rp 12.000/kg di tingkat petani. Sementara biaya pokok produksi tomat hanya dikisaran Rp 2.000/kg. (*)