Cerita Ismail Tukang Wedang Jahe di Sumedang, Pendapatannya Semalam Capai Jutaan di Masa Pandemi
Tangan Ismail Edwin (35) yang gempal namun tetap tangkas menyajikan wedang jahe untuk pelanggan yang datang ke kedainya di Tanjungsari Sumedang.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Kue balok ini beragam varian rasa. Di antaranya, original, brownies cokelat, green tea, dan taro. Ismail mengatakan, dari penjualan kue balok ini, pendapatannya bisa mencapai Rp 1 juta per malam.
"Kalau wedang dalam semalam bisa habis 60 gelas, kue balok ini bisa menghabiskan adonan 4 kilogram," kata Ismail yang sudah tiga tahun berjualan wedang dan kue balok di pinggir Jalan Tanjungsari itu.
Ismail sendiri mengaku betah berjualan di pinggir jalan dan melakukan segala sesuatunya sendirian, dari mulai meracik wedang, membuat adonan kue balok, merapikan lapak dagang, melayani pelanggan, hingga membereskan lapaknya kembali.
Sebabnya, jauh sebelum berdagang, Ismail memang anak nongkrong. Bersama komunitas sepeda motor Vespa, dia sering menghabiskan waktu bercengkrama di tepian jalan bahkan hingga lupa bahwa waktu telah larut.
Hingga suatu hari, terbersit di dalam benaknya untuk memiliki tempat nongkrong yang di tempat itu dia bisa menghasilkan uang.
Maka, mulailah dia bertanya-tanya tentang kedai wedang kepada teman pemberi resep wedang dari Situraja, Sumedang, dan kepada teman pemberi resep kue balok dari Cicalengka, Kabupaten Bandung.
"Waktu itu modal berani saja. Lama kelamaan semakin betah dan momentum pandemi ini meningkatkan penghasilan saya," kata Ismail.
Semula, dia hanya mendapatkan ilmu wedang dan kue balok, masing-masing hanya satu resep dengan satu varian. Kini, Ismail sudah mengembangkan varian-varian sajian yang lebih banyak dari wedang dan kue balok itu.
"Harganya cukup terjangkau. Per satu box kue balok dibanderol Rp25 ribu. Satu boxnya isi 10 kue," kata dia.