Ada Cerita Kecelakaan Maut di Balik Penamaan Jalan Pramuka di Majalengka
Jalan Pramuka yang berada di Majalengka Kulon atau tepatnya di pusat kota Majalengka mungkin terdengar tak asing lagi bagi masyarakat.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR, MAJALENGKA- Jalan Pramuka yang berada di Majalengka Kulon atau tepatnya di pusat kota Majalengka mungkin terdengar tak asing lagi bagi masyarakat.
Jalan yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Abdul Gani ini ternyata memiliki sejarah mengerikan dibalik penamaannya.
Mungkin, tak banyak orang yang tahu juga bagaimana cerita sejarahnya kini.
Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala) Majalengka, Nana Rohmana mengungkapkan penamaan jalan yang tak jauh dari Pendopo Bupati Majalengka ini ternyata memiliki tragedi sendiri.
Yang mana, melibatkan anggota pramuka asal Majalengka.
"Penobatan nama Jalan Pramuka terjadi pada tanggal 16 Agustus 1947 oleh Ketua Kwarnas saat itu," ujar Naro begitu ia disapa kepada Tribun, Sabtu (14/8/2021).
Naro menjelaskan, saat itu terjadi peristiwa yang memilukan pada salah satu anggota Pramuka dari Gudep SMPN 1 Majalengka bernama Yoyo Jayasuwirya.
Baca juga: HUT ke-60 Pramuka di Majalengka Diisi Kegiatan Baksos, dari Tebar Paket Sembako hingga Donor Darah
Dijelaskan dia, bahwa Yoyo yang saat itu duduk di kelas 3 SMP mengalami kecelakaan maut dengan rombongan yang membawanya usai mengikuti upacara bendera Hari Pramuka di Jakarta.
"Entah bagaimana kejadiannya saat itu truk yang mengangkut rombongan peserta dari Majalengka, waktu itu gabungan Gudep SMPN 1 dan SMPN 2 berjalan mundur dan menabrak peserta yang berada di belakang truk tersebut."
"Ada tiga orang jadi korban, mereka sempat dibawa ke rumah sakit terdekat tapi sayang nyawa Yoyo Jayasuwirya tak dapat tertolong, sementara 2 orang lainnya mengalami cidera ringan," ucapnya.
Masih dijelaskan Naro, hari itu jenazah Yoyo langsung dibawa pulang ke Jalan Buntu di Kelurahan Majalengka Kulon. Lalu, dimakamkan di Komplek Makam Girilawungan.
"Saat itu, Ketua Kwarnas Bapak H Mashudi mantan Gubernur Jawa Barat tahun 1960- 1970 langsung berkunjung ke Majalengka setelah mendapatkan kabar tersebut untuk mengucapkan bela sungkawa dan akhirnya meresmikan nama jalan baru dari awalnya nama Jalan Buntu diubah menjadi Jalan Pramuka," jelas dia.
Tujuannya sendiri, sambung Naro, untuk mengenang kejadian nahas tersebut.
Hingga saat ini, Gudep SMPN 1 Majalengka yang sempat dinamakan Gudep Pasukan Jayasuwirya setiap peringatan Hari Pramuka mengadakan ziarah ke makam Yoyo.
"Kini 47 tahun berlalu kejadian naas ini mungkin tak banyak orang yang tahu, bahwa Jalan Pramuka sejarahnya dari peristiwa ini. Cerita ini saya dapat dari adik dari Yoyo bernama Dodi Garnadi yang saat ini sudah tidak tinggal di Majalengka lagi," katanya.
Salah satu warga yang kini bertempat tinggal di Jalan Pramuka, Aminah (55) mengaku sempat mengetahui cerita tersebut dari saudaranya. Namun, ia tak tahu persis yang mana tinggal di Jalan Pramuka baru sekitar 10 tahun.
"Iya tahu, saya dengar dari besan saya bahwa dulu penamaan Jalan Pramuka karena ada yang meninggal kecelakaan," ujar Aminah.
Sementara, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kurikulum SMPN 1 Majalengka, Heri membenarkan adanya salah satu siswa bernama Yoyo pada tahun 1947 tercatat di sekolahnya.
Sepengetahuan Heri, bahwa Yoyo memang anggota Pramuka yang aktif dan membawa nama harum SMPN 1 Majalengka saat itu.
"Hanya sekadar tahu saja. Kebetulan saya juga mantan Pembina Kwarcab Majalengka. Memang benar Yoyo pernah bersekolah di sini," ucap Heri saat ditemui di kantornya.