Ketum Partai Demokrat AHY Ulang Tahun Hari Ini, tapi Suasana Berduka, Kader Demokrat Meninggal Dunia
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY ulang tahun hari ini, Selasa (10/8/2021).
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY ulang tahun hari ini, Selasa (10/8/2021).
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu kini berusia 43 tahun. AHY lahir pada 10 Agustus 1978.
Hari ulang tahunnya diwarnai suasana duka.
Baca juga: Anies Baswedan-AHY Kalahkan Prabowo-Puan, Hasil Survei Indostrategic: Masyarakat Ingin Pemimpin Baru
Salah satu kader Partai Demokrat meninggal dunia.
Kabar tersebut disampaikan AHY melalui Twitter, @AgusYudhoyono, Senin (9/8/2021).
Ketua FPD DPRD Jawa Timur, Sri Subiati meinggal dunia tidak lama setelah suaminya.
Sri Subiati juga menajbat sebagai Bendahara DPD Demokrat Jawa Timur.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. @PDemokrat kembali kehilangan satu kader terbaik, Ibu Hj. Sri Subiati. Ketua FPD DPRD Jatim sekaligus bendahara DPD PD Jatim. Semoga amal ibadah beliau diterima, diberikan tempat terbaik di disi Allah SWT.
Almh menyusul suami yang wafat bbrp hari sebelumnya, dan meninggalkan tiga orang anak. Semoga anak2 dan keluarga yg ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," begitu bunnyi unggahan di akun Twitter tersebut.

Pada 4 Agustus lalu, AHY juga sempat mengabarkan berita duka terkait wafatnya kader Partai demokrat yang lain.
Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan, Gacho Sunarso tutup usia.
AHY tidak memungkiri banyak kader Demokrat meninggal di masa pandemi.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Turut berduka cita atas wafatnya Ketua DPC @PDemokrat Tangsel, H. Gacho Sunarso. Semoga semua amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.
Kami @PDemokrat banyak kehilangan kader terbaik di masa pandemi ini. Semoga keluarga besar Partai Demokrat dan kita semua, teman-teman yg kehilangan orang2 terdekatnya selalu diberikan kekuatan dan ketabahan."
Hasil Survei Calon Presiden Versi Indostrategic
Sosok Prabowo Subianto tak menempati urutan pertama dalam survei calon presiden jika hajat demokrasi itu digelar hari ini.
Saat Prabowo Subinato dipasangkan dengan Puan Maharani, seperti isu yang belakangan santer soal duet PDIP-Partai Gerindra, ternyata masih kalah dari pasangan Anies Baswedan- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam rilis hasil survei lembaga survei Indostrategic, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY) menempati posisi pertama dengan 20,25 persen responden.
Sedangkan Prabowo Subianto-Puan Maharani mendapatkan 14,65 persen responden.
Mengapa Prabowo Subianto yang biasanya selalu unggul di banyak survei kini disalip Anies Baswedan?
Dari hasil paparan survei Indostrategic, responden atau masyarakat menginginkan calon pemimpin baru.
Baca juga: Deal, Menteri Prabowo Beli 6 Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Asal Korea Selatan, Secanggih Apa?
Prabowo Subianto adalah calon presiden yang sudah berulang kali berkompetisi di Pilpres.
Sebelum menjadi Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto adal rival Capres Jokowi-Maruf Amin.
Dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno, yang juga kini menjadi menteri Jokowi.
Pada Pilpres sebelumnya, Prabowo Subianto berpasangan dengan Hata Radjasa melawan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Mendapatkan porsi tertinggi itu adalah Anies Baswedan berpasangan dengan AHY yaitu di angka 20,25 persen. Selanjutnya adalah Prabowo-Puan berada di urutan kedua dengan angka 14,65 persen," kata Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam dalam rilis survei secara virtual, Selasa (3/8/2021).
Khoirul menilai, hasil survei bahwa Anies-AHY menempati posisi pertama dikarenakan kuatnya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan calon pemimpin yang baru.
Kendati demikian, apabila pasangan tersebut benar terwujud, dibutuhkan kerja yang sangat keras lantaran Anies tidak memiliki basis atau dukungan partai politik murni.
"Maka dia harus meyakinkan berbagai partai politik mitra, untuk memberikan dukungan politiknya, membentuk gerbong koalisi," ujar Khoirul.
Sementara itu, untuk pasangan Prabowo-Puan justru dinilai memiliki basis atau dukungan partai politik yang kuat.
Oleh karena itu, menurut dia, jika mengandalkan kekuatan basis partai politik, persentase pasangan Prabowo-Puan akan terangkat lebih tinggi.
Baca juga: Anies Baswedan Bebaskan Warga Jakarta Beraktivitas Lagi, tapi Ini Syaratnya
"Meski berada di urutan kedua, kalau kita lihat dari kekuatan partai politik, maka Pak Prabowo dan Mbak Puan memiliki basis mesin politik yang lebih real dan lebih kuat. Oleh karena itu ini menjadi satu dilema. Kalau misalkan kemudian kekuatan partai politik dan mesin politik menentukan, maka angka ini berpotensi ter-boosting lebih tinggi," papar dia.
Namun, Khoirul mengingatkan apabila pasangan Prabowo-Puan tak mampu mengonsolidasikan dan tak mampu meyakinkan partai politik pendukung, tidak mudah untuk meningkatkan popularitas.
Kembali ke hasil survei terkait simulasi pasangan capres, posisi ketiga ditempati oleh pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil dengan 8,05 persen.
Posisi keempat, Ridwan Kamil kembali dipasangkan, kali ini dengan Sandiaga Uno dan mendapat angka 7,35 persen.
Posisi kelima, ada pasangan Prabowo-Ridwan Kamil dengan 5,13 persen. Lalu ada AHY-Sandiaga Uno 5,05 persen. Selanjutnya, Ganjar Pranowo-AHY 4,05 persen.
Lalu ada Prabowo-Sandiaga Uno 2,45 persen. Berikutnya yaitu jika Puan Maharani dipasangkan dengan Ridwan Kamil maka akan menghasilkan 2,35 persen responden pemilih.
Kemudian, jika AHY dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar akan menghasilkan 2,15 persen responden pemilih.
Lalu, jika Ganjar dipasangkan dengan Airlangga Hartarto maka akan menghasilkan 1,8 persen responden, sedangkan Anies-Sandiaga Uno menjadi posisi terakhir dengan angka 1,65 persen.
Adapun Indostrategic menjalankan survei nasional ini dengan menggunakan metode multi-stage random sampling yang melibatkan jumlah sampel 2.400 responden di 34 provinsi.
Baca juga: Survei Kapasitas Capres 2024 Rilis Lima Nama Teratas, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan di Posisi Ini
Survei ini digelar pada 23 Maret hingga 1 Juni 2021 dengan pendekatan face to face interview memenuhi protokol kesehatan.
Margin of error survei ini 2 persen. Adapun lembaga survei Indostrategic belum terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sebagai anggota dari Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi). Menurut Khoirul, hal tersebut dikarenakan proses administrasi di Kemenkumham memakan waktu cukup lama.
Hingga kini, pihaknya masih menunggu proses tersebut selesai dilakukan. Rilis pun akhirnya digelar sembari menunggu hasil proses akta notaris disahkan di Kemenkumham.
"Proses pendaftaran Persepi segera kami lakukan setelah akta notaris kami di-approve Kemenkumham. Saat ini kami masih menunggu proses di Kemenkumham yang ternyata cukup lama. Karena kalau masih harus menunggu approval tersebut, data survei menjadi kurang relevan," jelas Khoirul saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Terkait pendanaan survei, tambah Khoirul, Indostrategic memiliki dana yang berasal dari dua klien atau mitra.
TribunJabar.id/Kompas.com