Perjalanan Giyanti Kembangkan Bakso Pacitan Bu Is Selama 13 Tahun, Berharap SBY Mampir
Hidden gems atau tempat tersembunyi hampir selalu menghadirkan makanan enak atau tempat yang instagramable.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
"Alhamdulillah semuanya dibuat dari nol, enggak instan," ungkapnya.
Nama Pacitan sebagai usaha baksonya ini diceritakan Giyanti berasal dari kota kelahirannya.
"Saya asli Pacitan. Saya bawa kota saya biar enggak lupa. Pacitan juga nama kota dari Pak SBY. Saya berharap Pak SBY bisa coba makan bakso di sini," ujarnya.
Adanya pandemi memang membuat usaha bakso milik Giyanti harus berubah.
Jika sebelumnya banyak pengunjung dari Kota Bandung datang untuk menikmati baksonya secara langsung di lokasi, kini tidak bisa lagi.
"Ngaruh banget enggak boleh makan di lokasi. Soalnya pembeli lebih senang makan di tempat dan bakso itu kurang enak kalau dibungkus," ucapnya.
Ia pun mengakui jika terkadang ada pengunjung jauh yang sudah datang namun harus ditolak untuk makan di lokasi.
Dampak yang ia rasakan akibat adanya aturan ini adalah pembeli harus berkurang setengahnya.
"Biasanya bisa menjual hingga 200 mangkok sehari, sekarang ya paling setengahnya," ucapnya.
Saat ini Giyanti pun dibantu oleh anak-anaknya yang sebelumnya bekerja di hotel berbintang untuk mengembangkan usaha baksonya.
Dijual dengan harga yang terjangkau yaitu Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu, Bakso Pacitan Bu Is buka pada pukul 10.00-20.00 WIB. (*)
Caption : Giyanti dan sang suami yang sedang mempersiapkan pesanan bakso