Perjalanan Giyanti Kembangkan Bakso Pacitan Bu Is Selama 13 Tahun, Berharap SBY Mampir

Hidden gems atau tempat tersembunyi hampir selalu menghadirkan makanan enak atau tempat yang instagramable.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
Giyanti pemilik usaha Bakso Pacitan Bu Is. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG - Hidden gems atau tempat tersembunyi hampir selalu menghadirkan makanan enak atau tempat yang instagramable.

Satu di antara hidden gems di yang bisa Anda kunjungi adalah Bakso Pacitan Bu Is

Bagi para pencinta bakso, nama Bakso Pacitan Bu Is tentunya sudah tidak asing untuk dikunjungi. 

Namun untuk mencapai lokasinya memang butuh usaha untukarena cukup jauh dari Kota Bandung.

Berada di Perumahan Bumi Parahyangan Kencana, Blok F 5 No 23, Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Bakso Pacitan Bu Is ini tampak sederhana seperti warung bakso pada umumnya. 

Saat datang, kita disambut senyum dari wajah pemilik usaha Bakso Pacitan Bu Is, Giyanti.

Giyanti menceritakan proses perjalanan membuka usaha bakso yang telah dijalaninya selama 13 tahun.

Berbagai menu bakso yang ada di Bakso Pacitan Bu Is. 
Berbagai menu bakso yang ada di Bakso Pacitan Bu Is.  (Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati)

"Dulu itu bapak kerja di perhotelan bagian kitchen dan dia punya menu sendiri sehingga rasa bumbu racik sendiri. Enggak sama dengan bakso biasa-biasanya," ujar Giyanti, Minggu (8/8/2021). 

Sebelum memulai berjualan bakso, Giyanti mencoba berbagai macam usaha, di antaranya warung sembako dan roti bakar. 

Pada saat itu, Giyanti justru memulai usaha bakso karena senang memberikan bakso buatannya kepada para tetangga. 

"Enggak kepikiran akan jualan bakso. Tapi tetangga bilang daripada bagi-bagi bakso terus mendingan jual. Malah tetangga lebih antusias," ucapnya. 

Ia pun memberanikan diri memulai usahanya hanya dengan bermodalkan dua kursi dan satu meja. 

Bakso yang terjual pun hanya dua hingga mangkuk pada saat awal berjualan. 

Namun berkat kesabaran, Giyanti pun berhasil mengembangkan usahanya dengan merenovasi tempatnya jadi lebih luas. 

"Alhamdulillah semuanya dibuat dari nol, enggak instan," ungkapnya. 

Nama Pacitan sebagai usaha baksonya ini diceritakan Giyanti berasal dari kota kelahirannya. 

"Saya asli Pacitan. Saya bawa kota saya biar enggak lupa. Pacitan juga nama kota dari Pak SBY. Saya berharap Pak SBY bisa coba makan bakso di sini," ujarnya. 

Adanya pandemi memang membuat usaha bakso milik Giyanti harus berubah. 

Jika sebelumnya banyak pengunjung dari Kota Bandung datang untuk menikmati baksonya secara langsung di lokasi, kini tidak bisa lagi. 

"Ngaruh banget enggak boleh makan di lokasi. Soalnya pembeli lebih senang makan di tempat dan bakso itu kurang enak kalau dibungkus," ucapnya. 

Ia pun mengakui jika terkadang ada pengunjung jauh yang sudah datang namun harus ditolak untuk makan di lokasi. 

Dampak yang ia rasakan akibat adanya aturan ini adalah pembeli harus berkurang setengahnya. 

"Biasanya bisa menjual hingga 200 mangkok sehari, sekarang ya paling setengahnya," ucapnya. 

Saat ini Giyanti pun dibantu oleh anak-anaknya yang sebelumnya bekerja di hotel berbintang untuk mengembangkan usaha baksonya. 

Dijual dengan harga yang terjangkau yaitu Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu, Bakso Pacitan Bu Is buka pada pukul 10.00-20.00 WIB. (*)

Caption : Giyanti dan sang suami yang sedang mempersiapkan pesanan bakso

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved