Jangan Coba-coba Kumpul, Alat Keren Karya Mahasiswa UGM Ini Bisa Deteksi Kerumunan, Dimana Saja

Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sistem atau alat deteksi kerumunan guna mencegah penularan Covid-19.   

Editor: Siti Fatimah
ILUSTRASI kerumunan 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat pandemi Covid-19, selain harus menggunakan masker terutama saat keluar rumah, masyarakat juga dilarang untuk berkerumunan. Karena kerumunan dikhawatirkan dapat menyebarkan Covid-19.

Meski menggunakan masker, kerumunan juga rentan menyebar virus Corona.

Kali ini, untuk mencegah terjadinya kerumunan, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sistem atau alat deteksi kerumunan guna mencegah penularan Covid-19. 

Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Habib Rizieq Bebas Hari Ini Terkait Kasus Kerumunan di Petamburan dan Meamendung

“Sistem yang kami kembangkan ini dapat mendeteksi adanya kerumunan sekaligus menampilkan informasi kapan dan dimana kerumunan terjadi,” terang Ketua tim peneliti, Zulfa Andriansyah, saat dihubungi Rabu (3/8). yang dikutip Tribun dari laman resmi UGM.

Zulfa menjelaskan sistem yang diberi nama Syncrom atau kepanjangan dari System of Detection and Crowd Mapping ini dibuat berbasis berbasis Deep Learning dan WebGIS.

Dengan begitu, melalui sistem ini dapat mendeteksi adanya kerumunan dengan menyajikan informasi jumlah massa dan menampilkan visualisasi kondisi di lapangan baik waktu dan tempat terjadinya kerumunan secara near realtime (mendekati realtime). 

“Dengan platform ini sistem pemantauan bisa dilakukan secara terus-menerus selama 24 jam. Data terus diupdate setiap 30 detik,” terang mahasiswa Fakultas Geografi UGM ini. 

Baca juga: Polisi Bubarkan Kerumunan Komunitas Motor dari Bandung di Sebuah Kafe di Garut

Syncrom dikembangkan oleh Zulfa bersama dengan keempat rekannya yaitu M. Ihsanur Adib (Kartografi dan Penginderaan Jauh), Wahyu Afrizal Bahrul Alam (Teknologi Informasi), Malik Al-Aminullah Samansya (Teknik Nuklir), dan Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam (Teknik Industri) di bawah bimbingan Dr. Taufik Hery Purwanto, M.Si. Purwarupa ini lahir lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2021 yang memperoleh dana hibah pengembangan sebesar Rp9.000.000 dari Kemdikbudristek. 

Ia menambahkan dalam sistem ini juga dilengkapi dengan fitur peringatan dini adanya kerumunan.

Peringatan adanya kerumunan di lokasi terdeteksi akan disampaikan melalui pengeras suara secara otomatis. 

Syncrom bisa mendeteksi kerumunan melalui input data visual yang diproleh melalui CCTV lewat web cam yang terhubung dengan komputer lokal yang sebelumnya telah diprogram dengan deep learning untuk mendeteksi keberadaan manusia dan memprediksi kerumunan di suatu lokasi diteruskan ke sistem untuk dianalisis.

Setelah itu, hasil data dikirimkan ke WebGIS dalam bentuk informasi terkait lokasi, waktu, dan jumlah kejadian kerumunan yang berada di satu lokasi terpantau CCTV. 

Baca juga: Seusai Kerumunan Demo PPKM Darurat, PDI Perjuangan Ajak 1000 Orang di Bandung Disuntik Vaksin

 “Jika data yang muncul menunjukkan adanya kerumunan maka voice alert akan berbunyi untuk memberikan peringatan,” jelasnya. 

Nantinya, mereka juga akan menambahkan fitur berupa text alert untuk mempermudah petugas dalam pemantauan.

Misalnya, ketika petugas sedang tidak berada di ruang kontrol tetap dapat menerima informasi melalui SMS atau telegram apabila terjadi kerumunan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved