Inilah Kisah Fatmawati di Balik Bendera Merah Putih, Kerap Teteskan Air Mata saat Menjahit Sang Saka

Setiap tahunnya, bendera merah putih dikibarkan dan sakral bagi bangsa ini. Selain menjadi pusaka, terdapat fakta menarik di balik kisah Fatmawati

Editor: Hilda Rubiah
(Dok. Kompas)
Upacara penaikan bendera sang merah putih di halaman gedung pegangsaan timur 56 (Gedung Proklamasi). Tampak antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Let,Kol. Latief Hendraningrat (menaikkan bendera) Ny. Fatmawati Sukarno dan Ny.S.K Trimurti. 

"Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri menjahit bendera Merah putih. Saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja. Sebab dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit," sambungnya.

Baca juga: Doa dan Zikir yang Dibaca Kaum Wanita di Hari Jumat dari Fatimah Az Zahra, Ijabah di Waktu Asar

Meninggal dunia

Fatmawati meninggal dunia pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur ketika dalam perjalanan pulang dari setelah melangsungkan ibadah umrah pada 1980 akibat serangan jantung.

Fatmawati mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah pada tahun 2000, dua puluh tahun setelah wafatnya.

Pemberian gelar pahlawan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 118/TK/2000.

Mengutip Harian Kompas, 9 November 2000, putri Fatmawati, Sukmawati Soekarnoputri, menilai, pemberian gelar pahlawan nasional kepada ibunya termasuk terlambat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Ibu Fatmawati Soekarno dan Kisahnya Menjahit Sang Merah Putih..."

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved