Cerita Polisi Tanpa Kaki di Polsek Rancaekek, Aiptu Beni Pernah Malu Temui Orang Setelah Diamputasi
Keterbatasan tak menghalangi Aiptu Beni Hendrik Hernawan untuk tetap melayani masyarakat yang datang ke Mapolsek Rancaekek.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keterbatasan tak menghalangi Aiptu Beni Hendrik Hernawan untuk tetap melayani masyarakat yang datang ke Mapolsek Rancaekek yang merupakan di bawah payung Polresta Bandung.
Dia tetap semangat bekerja meski tanpa kedua kaki yang diamputasi.
Untuk membantunya beraktivitas, Beni mengandalkan "bantuan" kursi roda.
Saat Tribun Jabar menemui, dia melayani masyarakat yang hendak membuat laporan kehilangan.
Dengan ramah dan teliti dia membuat surat kehilangan berdasarkan laporan warga.
Di Mapolsek Rancaekek, dia mengemban tugas sebagai Kasi Humas.
Belakangan Beni viral di media sosial karena sebagai polisi, dia memiliki keterbatasan.
Mengenai kaki yang sudah tak ada, Beni menjelaskan, awalnya ia memiliki kedua kaki yang lengkap.
Namun kecelakaan lalu lintas saat ia bertugas, kini dia tak punya kaki lagi.
"Pada 2005 saya piket di Unit Laka Polres Bandung di Cileunyi. Terus saya mendapat laporan dan saya langsung ke TKP sama rekan saya. Ternyata betul ada kecelakaan, antara truk dengan mobil kecil (di Nagreg)," kata Beni, Kamis (5/8/2021)
Beni memaparkan, setelah olah TKP beres, ia berencana menderek truk yang kecelakaan. Truk itu kebetulan berada di tengah jalan.
"Mobil derek sudah saya ke tengahin mau menderek truk. Saya di tengah-tengah (antara truk dan mobil derak) tiba-tiba ada bus pariwisata dari belakang, menabrak belakang truk, otomatis saya kejepit antara mobil derek dan truk," kata Beni.
Lalu, kata Beni, dia dievakuasi ke RSUD Cicalengka. Tapi pihak RS tak sanggup.
"Langsung saya dirujuk ke RS Halmahera Bandung. Di sana itu, menurut dokter, kaki saya keduanya harus diamputasi. Tapi mungkin dengan alasan keluarga karena keluarga belum tahu mohon dipertahankan dulu," ucap dia.
Beni mengatakan, selang satu minggu kaki kirinya kering sehingga otomatis harus diamputasi.
"Kemudian kaki yang kanan dipertahankan dulu, ada proses pembaikan," ujarnya.
Tapi seiring berjalannya waktu, menurut Beni, kaki kanannya busuk dan mengeluarkan banyak nanah.
"Kalau dipertahankan, dampaknya bisa merengkut nyawa pasien, kata dokter. Dengan berat hati, kira-kira 25 Desember 2005, kaki saya yang kanan juga diamputasi," kata Beni.
Beni mengakui, setelah diamputasi, awalnya mentalnya, sangat down.
"Sampai-sampai kalau ada tamu, saya tak mau nyamperin, enggak berani. Tapi seiring waktu, ada dorongan dari keluarga, anak, istri, apalagi waktu itu anak-anak masih kecil, kalau saya masih terpuruk, mugkin anak saya mau makan apa," tuturnya.
Di situ lah muncul semangat untuk bangkit dan menatap masa depan.

"Biarpun saya dalam keadaan keterbatasan, saya masih punya istri anak yang masih kecil, saya harus bangkit," ujar Beni.
Saat ini, Beni sudah bisa berdamai dengan kondisinya, menerima keadaan.
"Biarpun saya dengan keterbatasan, berkarier di kepolisian, alhamdulillh sekarang sudah tak malu. Tak ada rasa canggung. Berkumpul dengan rekan-rekan (polisi) juga biasa saja, mungkin ini sudah takdir dari Allah SWT," katanya.
Beni berpesan kepada rekan-rekannya di kepolisian agar berhati-hati dalam setiap menjalankan tugas.
"Baik itu di jalan atau di kantor, risiko itu pasti ada. Makanya berhati-hatilah dan waspada," ujarnya.
Beni mengatakan, keluarga sangat mendukung meski dalam kondisi seperti ini.
"Biar saja orang mau bilang A atau B. Banyak dan sering yang bilang, 'oh itu polisi, kok enggak ada kaki ya, apakah mungkin masuk jalur disabilitas'. Sama saya diterangkan, saya ini mengalami kecelakaan 2005 saat bertugas dan terpaksa kaki harus diamputasi," kata Beni.
Beni memaparkan, untuk rekan-rekan disabilitas dia meminta jangan berkecil hati.
"Tunjukkan bahwa kita punya kekurangan tapi kita mampu, harus berkarya. Kalau perlu lebih dari orang yang normal, jangan patah semangat, pasti ada jalan," ujar dia.
Saat bertugas melayani masyarakat di Mapolsek Rancaekek, Beni mengaku, tak ada kendala.
Begitu juga untuk berangkat ke kantor dari rumah.
"Kalau dari rumah ke kantor berangkat sendiri, kebetulan pimpinan dari Polsek, Polresta, memberikan fasilitas yang enak," kata Beni.
Beni bersama istri dan dua anaknya tinggal di rumah dinas yang berada tepat di belakang Mapolsek Rancaekek.
Jarak rumah ke kantornya, sekitar belasan meter.
"Berangkat sendiri karena kan jalan rata diaspal, dicor, jadi sendiri saja karena tinggal di rumah dinas," ucapnya. (*)