Djanur, si Pria Majalengka, Sosok Tersukses Selama berkarir di Persib Bandung

Djajang Nurjaman merupakan salah satuk tokoh sepak bola Indonesia yang mempunyai banyak gelar baik sebagai pemain, asisten hingga pelatih.

Penulis: Fakhri Fadlurrohman | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID/WANTI PUSPA
Djadjang Nurdjaman, Pelatih Persib Bandung, ketika ditemui TribunJabar.co.id di Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jumat (7/7/2017). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Fakhri Fadlurrohman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Djajang Nurjaman merupakan salah satuk tokoh sepak bola Indonesia yang mempunyai banyak gelar baik sebagai pemain, asisten hingga pelatih.

Pria yang kerap dipanggil Djanur ini merupakan pria kelahiran Majalengka, 30 Oktober 1964, mengawali sepakbolanya dari pertandingan kampung ke kampung.

Dengan postur tubuh yang kecil, Djanur menjelma jadi pemain yang lincah saat berhadapan dengan lawan-lawannya di lapangan hijau.

Kecintaan, keteguhan dan tekad dirinya untuk bermain sepakbola secara profesional membuat Djajang Nurdjaman muda yang kala itu baru berusia 17 tahun berkelana untuk memperdalam ilmu sepak bolanya di Bandung.

Sesampainya di Bandung, Djanur bergabung dengan tim kecil yang dihuni para pemain Persib dan mendapatkan kesempatan untuk bermain dengan tim senior Persib Bandung.

Djanur yang masih terbilang muda, mampu bersaing dengan para pemain senior Persib Bandung seperti Encas Tonif, Herry Kiswanto, dan Max Timisela.

Djanur yang kala itu bermain di posisi gelandang serang kerap ditempatkan menjadi sayap kanan dan menjadi sosok yang ditakuti lawan karena kelincahan dalam meracik si kulit bundar.

Namun kehebatannya tersebut nyatanya tidak dapat menyelamatkan Persib Bandung dalam zona degradasi di turnamen Perserikatan pada tahun 1978.

Baca juga: Kisah Boy Jati Asmara, Legenda Persib Bandung yang Melanglangbuana, Dari Medan hingga Papua

Setelah Persib Bandung terdegradasi, Djanur pindah ke klub Galatama memperkuat tim Sari Bandung Bumi Raya pada tahun 1979 yang hanya bertahan 1 tahun.

Untuk kembali mengembangkan permainannya, Djanur mencoba bermain di tim luar Jawa Barat yaitu Sari Raya Yogyakarta selama dua tahun dari 1980 - 1982.

Dua tahun bersama Sari Raya Yogyakarta, Djanur kembali berpetualang menuju luar pulau Jawa, tepatnya ke Sumatera dan bermain dengan tim Mercu Buana Medan selama empat tahun dari tahun 1982 - 1985.

Enam tahun menjadi waktu yang panjang bagi Djajang Nurjaman untuk menimba ilmu dan pengalaman dari tim-tim sebelumnya sampai pada tahun 1985 dia kembali menggunakan seragam Pangeran Biru.

Setahun setelah bersama Persib Bandung, pada 1986 Djanur berhasil membawa Persib Bandung juara perserikatan dan golnya pada menit ke 77 menjadi penentu kemenangan Persib Bandung kontra Perseman Manokwari.

Pada tahun 1990, Djanur kembali membawa Persib Bandung menjadi juara perserikatan dengan keunggulan 2 - 0 atas Persebaya Surabaya.

Djajang Nurjaman yang bermain sangat cemerlang mampu membuat satu assist yang ia berikan kepada Dede Rosadi.

Berakhirnya karir menjadi pemain sepak bola tidak membuat Djanur berakhir dalam dunia sepak bola. Dia  memulai karirnya menjadi pelatih dengan menjadi asisten Indra Thohir terlebih dahulu.

Mambantu Indra Thohir, Djanur berhasil membawa Persib Bandung juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1994/1995 dan masih dipercayai menjadi asisten pelatih hingga 1996.

Modalnya menjadi asisten pelatih ia praktikan ketika menjadi kepala pelatih Persib Junior U-23.

Tidak cukup untuk melatih Persib Junior, Djanur diminta untuk kembali menjadi pelatih Persib Bandun yang kala itu di kepalai pelatih Arcan Iurie pada tahun 2007.

Namun Persib yang hanya bertengger di posisi ke lima klasemen membuat Djajang Nurjaman berpindah klub ke Pelita Jaya Karawang pada tahun 2008 untuk kembali menjadi asisten pelatih asal Singapura Fandi Ahmad.

Pada tahun 2011 Djanur dipercayai menjadi kepala pelatih Pelita Jaya Karawang dan menjadi penyelamat tim tersebut keluar dari zona degradasi.

Saat Persib Bandung akan menjalani turnamen ISL 2013, Djanur dipanggil untuk dipercayai menjadi kepala pelatih timnya dahulu tersebut.

Baca juga: Kisah Sujana, Legenda Persib Bandung Berjuluk Sujagol dan Kenangan Indahnya Bobol Gawang Persija

Dengan pengalamannya menjadi asisten pelatih dan kepala pelatih yang relatif singkat dengan Pelita Jaya, Djajang Nurjaman berhasil membawa Persib Bandung kembali mengangkat trofi juara pada tahun 2014 dan menjuarai piala Presiden pada tahun 2015.

Setelah membawa juara Persib, Djanur tidak semerta-merta puas dengan pencapaian tersebut dan kembali menimba ilmu di akademi kepelatihan Inter Milan di negeri Italia.

Sekembali nya dari negeri pizza, Djanur melatih PSMS Medan dan membawa PSMS Medan promosi ke Liga 1 pada tahun 2017.

Setelah dipecat dari PSMS Medan, Djanur menukangi tim Persebaya Surabaya pada tahun 2018 hingga 2019. Satu tahun melatih Persebaya, Djanur lanjut melatih PS Barito Putera hingga sekarang.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved