Cerita Lawan Anthony Ginting, Kevin Cordon, Tak Pernah Ditonton Orangtua Selama Olimpiade Tokyo 2020
Kevin Cordon, pebulutangkis tunggal putra Guatemala berbagi cerita soal karir bulutangkis yang dia geluti hingga membawanya ke Olimpiade Tokyo 2020.
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Kevin Cordon, pebulutangkis tunggal putra Guatemala berbagi cerita soal karir bulutangkis yang dia geluti hingga membawanya ke Olimpiade Tokyo 2020.
Kevin Cordon akan bertemu dengan Anthony Ginting, pebulutangkis tunggal putra Indonesia dalam perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 pada Senin (2/8/2021).
Kevin Cordon, berusia 34 tahun, mencapai raihan terbaiknya dengan menembus semifinal Olimpiade Tokyo setelah mengalahkan pebulutangkis tunggal putra Korea Selatan, Heo Kwang Hee.
Heo Kwang Hee sendiri bukan pebulutangkis sembarangan. Di pebulutangkis yang menjungkalkan Kento Momota, pebulutangkis peringkat 1 dunia.
Diwawancara AFP sebelum laga semifinal melawan Vixtor Axelsen, Kevin Cordon mengaku bahwa orangtuanya tidak pernah menonton dirinya bermain bulutangkis.
Baca juga: Lawan Anthony Ginting Bakal Tarung Mati-matian di Perebutan Medali Perunggu, Ini Sebabnya
Menurut dia, teman-temannya di Amerika Tengah menantikan Kevin Cordon di semifinal meski pertandingannya terpaut 15 jam di belakang Tokyo.
"Saya 100 persen yakin mereka tidak menonton pertandingan itu. "Mereka orang-orang yang cukup tua. Mereka belum pernah melihatku bermain sepanjang karier," kata Kevin Cordon, dikutip dari AFP, Sabtu (31/7/2021).
Kata dia, orangtuanya bukan tidak mendukungnya, melainkan mereka semacam ada rasa tidak percaya, gugup bahwa Kevin berlaga di Olimpiade.
"Itu bukan karena mereka tidak mencintaiku, mereka gugup. Ketika saya bermain, saudara laki-laki menonton dan dia memberi tahu mereka 'Kevin menang atau Kevin kalah," ujarnya.
Bagi Kevin, berlaga di Olimpiade merupakan cita-cita besarnya. Sejak usia 12 tahun, dia sudah merantau untuk mengejar impiannya.
"Itu bukan karena mereka tidak mencintaiku, mereka gugup. Ketika saya bermain, saudara laki-laki menonton dan dia memberi tahu mereka 'Kevin menang atau Kevin kalah," katanya.
Sejak usia 12 tahun, Kevin sudah bermain bulutangkis dan berlatih dengan sekuat tenaga. Hingga akhirnya, dia bisa berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 dan berlaga di semifinal melawan Victor Axelsen.
"Bisakah Anda percaya bahwa saya berada di semifinal sekarang? Perasaan ini luar biasa," lanjutnya dikutip dari AFP, Sabtu (31/7/2021).
Guatemala hanya pernah memenangi satu medali Olimpiade ketika Erick Barrondo meraih perak dalam lari 20 kilometer putra di Olimpiade London 2012.
“Jika Anda membandingkan Guatemala dengan negara mana pun di Eropa atau Asia, tidak ada bandingannya – ini kenyataan kami. "Tapi kami memiliki satu kesamaan, kami bisa menyamai ketika Anda bermain dengan hati," kata dia.