Wawancara Eksklusif
WAWANCARA EKSKLUSIF, Kadisdik Jabar Dedi Supandi Jamin Mutu Pendidikan Tak Menurun di Tengah PJJ
Rencana pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 yang awalnya dimulai Juli berbarengan tahun ajaran baru, kandas.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID - Rencana pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 yang awalnya dimulai Juli berbarengan tahun ajaran baru, kandas. Penyebabnya, angka Covid-19 terus meningkat.
Sejumlah opsi telah disusun oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat dalam upaya memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan yang bukan saja aman tapi juga berkualitas.
Pekan lalu, jurnalis Tribun Jabar, Cipta Permana, berkesempatan melakukan wawancara eksklusif secara virtual dengan Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, membahas banyak hal.
Berikut petikannya:
PTM terbatas Juli ini terpaksa ditunda karena kasus harian Covid-19 kembali meningkat. Bagaimana Disdik Jabar menyikapi kondisi ini?
Kami tetap menyiapkan sarana dari dua layanan, yaitu pembelajaran jarak jauh atau PJJ dan PTM terbatas.
Juli ini kedua fasilitas layanan tersebut telah ada di setiap sekolah.
Apa strategi Disdik Jabar dalam mengimplementasikan kedua layanan tersebut?
Ada enam strategi.
Pertama, percepatan vaksinasi Covid-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan, yang sampai saat ini telah mencapai sekitar di angka 67 persen.
Kedua, upaya verifikasi dan validasi terhadap usulan-usulan dari satuan pendidikan yang telah siap secara sarana prasarana untuk dapat menggelar PTM terbatas.
Ketiga, kami pun telah menyusun kurikulum Jabar Masagi, yang merupakan perpaduan antara kurikulum darurat dan kurikulum 2013.
Kurikulum Jabar Masagi ini lebih mendekatkan pada pendidikan karakter dengan pola atau materi pembelajaran yang lebih disederhanakan.
Keempat, kami membentuk tim Satgas Penanganan Covid-19 di lingkungan Disdik, termasuk di setiap sekolah dalam mengantisipasi bila PTM terbatas itu dapat mulai dilakukan.
Kelima, kami pun telah membuat daftar ceklis sekolah yang telah siap secara sarana dan prasarana PTM terbatas dengan pola sif jenjang siswa per pekannya.
Keenam, kami juga mulai melakukan vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar.
Kapan kepastian akan dimulainya PTM terbatas?
Tergantung dari kebijakan pemerintah.
Namun, dengan persiapan sejak dini, maka kebutuhan layanan bagi setiap peserta didik tidak akan mengalami kendala apa pun, meskipun nantinya pemerintah menetapkan aturan PSBB mikro, PPKM darurat, dan lainnya dalam upaya pengendalian kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
Artinya, dimungkinkan akan adanya perbedaan pola penyelenggaraan pendidikan antara satu wilayah atau daerah atau sekolah satu dan lainnya di Jawa Barat.
Ini menjadi upaya kami dalam rangka memastikan agar seluruh siswa di Jabar dapat memperoleh hak belajarnya dengan aman dan sehat.
Para orang tua khawatir, pola PJJ akan memicu terjadinya penurunan mutu pendidikan. Bagaimana upaya Disdik Jabar dalam memastikan hal tersebut tidak terjadi?
Sebelum dimulainya tahun ajaran baru, Pemprov Jabar telah menggelontorkan anggaran untuk dapat memfasilitasi kebutuhan operasional layanan pendidikan bagi setiap sekolah, seperti BOS dan biaya operasional pendidikan daerah atau BOPD.
BOPD ini dapat digunakan untuk sarana kegiatan PJJ maupun PTM terbatas, termasuk di dalamnya bantuan pembelian kuota internet.
Kemudian untuk yayasan dan sekolah swasta, kami pun telah mengucurkan anggaran hibah berupa bantuan pendidikan menengah universal (BPMU).
Dengan terfasilitasinya dukungan anggaran, kesiapan sarana layanan PJJ dan PTM terbatas, termasuk pengimplementasian kurikulum darurat penyederhanaan yang telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, insyaallah semua itu akan dapat menjawab kekhawatiran sekaligus menjamin kualitas pendidikan di Jawa Barat sesuai harapan.
Bagaimana Disdik Jabar merangsang kreativitas peserta didik karena terlalu lama PJJ?
Kami akan menerapkan pola blended learning atau hybrid learning saat PPKM ini berakhir.
Kurikulum Jabar Masagi dibuat dalam rangka meningkatkan kabagjaan siswa.
Melalui kurikulum ini siswa dituntut mampu menuangkan gagasannya secara kreatif, berpikir kritis, termasuk mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Jadi meskipun mereka PJJ di rumah, laporan hasil pembelajaran diwujudkan dalam pola pemaketan pembelajaran, misalnya penggabungan lima mata pelajaran menjadi satu tematik.
Upaya lainnya adalah, tetap digelarnya beberapa perlombaan kreativitas secara daring, bahkan beberapa perlombaan itu pun telah diagendakan untuk dapat digelar dalam waktu dekat hingga puncaknya pada Hari Pendidikan Nasional.
Bagaimana progres dari pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di Jabar?
Pelajar SMP dan SMA serta SMK di Jabar ada 3,6 juta. Baru 20 persenan dari mereka yang divaksinasi.
Memang target capaian belum signifikan karena masih berproses.
Kami masih menunggu drop vaksinasi Covid-19 dari pemerintah pusat. (*)