Idul Adha 2021

Amalan Sunah Sebelum dan Sesudah Salat Idul Adha, Ada yang Bisa Dikerjakan di Rumah Selama PPKM

Mengerjakan amalan sunah Idul Adha menambah pahala. Apalagi dikerjakan secara ikhlas.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
freepik.com
ilustrasi gambar menarik ucapan selamat Idul Adha 2021 

TRIBUNJABAR.ID - Mengerjakan amalan sunah Idul Adha menambah pahala. Apalagi dikerjakan secara ikhlas.

Hari Raya Idul Adha diperingati setiap 10 Zulhijah atau 20 Juli 2021.

Di hari itu, umat Islam melaksanakan salat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban.

Baca juga: Kata-kata Bijak Idul Adha Berisi Pesan Menyentuh dan Permintaan Maaf, Copy Paste Lalu Kirim ke Teman

Di antara amalan-amalan yang ada, melaksanakan ibadah haji serta melakukan penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha 10 Zulhijjah adalah yang tertinggi.

Selain itu, ada juga amalan lain seperti puasa sunah Tarwiyah dan Arafah.

Dalam momentum Hari Raya Idul Adha pada 10 Zulhijjah, masih ada banyak amalan yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin.

Dalam buku Himpunan Putusan Tarjih tentang Tuntunan Idain dan Qurban yang disusun Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dijelaskan, diantaranya berikut ini amalan sunah dalam momentum Idul Adha.

Baca juga: Naskah Singkat Khotbah Idul Adha Tema Makna Berkurban dan Sedekah di Tengah Paceklik Wabah Corona

1. Takbir

Suara takbir kerap kali bergema menjelang malam Idul Adha.

Kumandang takbir berasal dari masjid. Takbir yang dikumandangkan adalah takbir mursal dan takbir muqayyad.

Pada takbir mursal idul adha, dilakukan setelah matahari terbenam pada tanggal 9 Zulhijah hingga khatib selesai khotbah pada salat Idul Adha.

Sedangkan, untuk takbir muqayyad dikumandangkan mulai dari subuh dari tanggal 9 Zulhijah, mulai dilakukannya Puasa Arafah hingga setelah asar pada akhir hari Tasrik atau 13 Zulhijah.

Antara takbir mursal dan takbir muqayyad, keduanya tidak ada perbedaan lafaz.

Pelaksanaaan takbir di masa pandemi harus memperhatikan protokol kesehatan.

Mengumandangkan takbir tidak harus di masjid. Anda bisa melakukannya di rumah.

Gambar dan kata-kata Idul Adha 2021
Gambar dan kata-kata Idul Adha 2021 (Pixabay)

2. Mandi dan Berhias

Mengenakan pakaian bagus setelah mandi sebelum salat Idul Adha termasuk amalan sunah.

Orang yang menghadiri salat Idul Adha baik laki-laki maupun perempuan dituntunkan agar berpenampilan rapi.

Pakaian bagus yang dimaksud bukan pakaian baru melainkan pakaian terbaik yang dimiliki.

Hal tersebut sesuai dengan hadis.

Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw selalu memakai wool (Burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id. (HR. Asy-Syafi’i dalam kitabnya Musnad asy-Syafi’i).

Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangiwangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256).

ilustrasi gambar menarik Idul Adha 2021
ilustrasi gambar menarik Idul Adha 2021 (freepik.com)

3. Tidak Makan Sejak Fajar hingga Selesai Salat

Berbeda dengan amalan salat Idul Fitri, umat Islam dianjurkan tidak makan sebelum salat Idul Adha.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin alHusaib) ia berkata, "Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat." (HR. AtTirmizi).

Esensi dianjurkan makan sebelum berangkat salat Idul Fitri adalah agar tidak disangka hari tersebut masih hari berpuasa.

Sedangkan untuk salat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat Id.

Dengan tidak makan terlebih dahulu sebelum salat Idul Adha, maka seseorang akan lebih bersemangat dan bersegera dalam menyembelih hewan kurban dan menikmatinya bersama-sama.

4. Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang Beda

Masyarakat yang di wilayahnya tidak menerapkan PPKM bisa melaksanakan salat Idul Adha di masjid atau lapangan.

Disunahkan melewati jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang setelah salat Idul Adha.

Ini seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

"Nabi saw mendatangi salat Id berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi". (HR. Ibnu Majah)

Di antara hikmah kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara jalan pergi dan pulang adalah agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal.

5. Menghadiri Salat Idul Adha

Amalan sunah adalah amalan yang boleh ditinggalkan namun bila dikerjakan akan mendapat pahala.

Menghadiri salat Idul Adha termasuk amalan sunah.

Pelaksanaan salat ini dihadiri semua umat Islam, baik tua, muda, dewasa, anak-anak, laki-laki, dan perempuan.

Bahkan perempuan yang sedang haid juga dianjurkan agar hadir namun tidak ikut melaksanakan salat Idul Adha.

Ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Adha yang disampaikan oleh khatib.

Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata, "Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin." (HR. Ahmad)

Dalam kaitan masa pandemi, Menteri Agama meminta Khatib menyampaikan khutbah Idul Adha dengan durasi maksimal 15 (lima belas) menit dan mengingatkan untuk tetap menjaga prokes.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved