FEATURE
Mencecap Manisnya Madu Teuweul Rancakalong Sumedang, Semanis Rupiah yang Dipanen Roni
Di musim pandemi Covid-19 ini, madu hasil produksi mahasiswa perogram doktoral Universitas Padjajaran (Unpad) itu memang banyak diburu.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Selain melihat sisi kepunahan lebah, dia juga melihat ada nilai yang bisa diekplorasi dan bersifat ekonomis di dalam budi daya lebah.
"Awalnya merencanakan program untuk menyelamatkan hewan, karena perkembangan lebah trigona ini terus berkurang. Seiring berjalannya program tersebut hingga menemukan potensi dari lebah trigona yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan," katanya.
Dia menyebut semakin banyak warga tertarik dan akhirnya pada tahun lalu membentuk Kelompok Tani Lebah.
Roni mengatakan, masih banyak penyempurnaan yang mesti dilakukan dalam proses budidaya teuweul.
Termasuk menanam bunga-bunga khusus di sekitar boks sarang lebah.
Selama ini, tidak ada bunga khusus yang ditanam untuk dihisap lebah-lebah peliharaan Roni.
Lebah dibiarkan mencari bebungaan di sekitar hutan.
Desa Nagarawangi sendiri memang dekat dengan hutan di Pegunungan Manglayang Timur.
Ini juga yang menjadikan karakter madu teuweul yang diproduksi Roni berkarakter rasa manis legit dengan aftertaste asam.
"Tentu saya berharap ke depannya bisa lebih baik dalam mengembangkan target produksi dan memberikan manfaat kepada masyarakat dari budi daya ini," katanya.
Peningkatan manfaat bagi warga yang dimaksud Roni adalah membentuk skala berusaha yang lebih luas, seperti membentuk koperasi berbasi hasil produksi madu.
Camat Rancakalong, Ili, mengapresiasi gagasan-gagasan yang dimiliki warga Rancakalong terutama budi daya lebah teuweul itu.
Alasannya adalah budi daya itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kami (akan) fasilitasi dan kami sudah ngobrol dengan pemerintah desa. Mudah-mudahan nanti kami bisa mendorong, membantu masyarakat yang sudah punya inisiatif seperti ini," katanya di tempat yang sama.
Menurutnya, budi daya lebah teuweul di masa pandemi Covid-19 ini sangat tepat. Sebab para pembudi daya tidak perlu banyak keluar rumah, seiring dengan banyaknya larangan keluar rumah.
"Ini kan bisa dilakukan semuanya di sekitar rumah," katanya. (*)