Dampak PPKM Darurat, Tempat Kuliner Tutup, Karyawan yang di PHK Keluhkan Bayinya Minum Air Tajin

Dampak PPKM darurat membuat sejumlah tempat kuliner terpaksa tutup dan menghentikan karyawannya

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Siti Fatimah
ahmad ripai
Salah satu tempat kuliner yang sepi pengunjung setelah diterapkannya PPKM darurat di Kuningan, Jawa Barat 

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Pelaksanaan PPKM Darurat di Kuningan berdampak pada lingkungan masyarakat. Tidak terkecuali pengusaha kuliner ternama di daerah,  salah satunya Rumah Makan Sea Food Ali Action.

"PPKM Darurat sekarang lebih ruwet dengan pelaksanaan PSBB saat awal Kuningan darurat Covid19," kata Mohamad Ali yang akrab di sapa Haji Ali  Action saat FBL Tribun Jabar.id, Kamis (8/7/2021).

Alasan lebih parah daripada pelaksanaan PSBB, kata Ali Action mengaku saat ini kebijakan lembaga lainnya tidak mengikuti kebijakan pemerintah.

Baca juga: Dampak PPKM Sejumlah Sopir di Sukabumi Tak Beroperasi, Pilih Cari Kerjaan Lain Daripada Jadi Beban

"Ya sekarang lembaga keuangan atau Bank. Tidak tahu menahu dengan bagaimana penghasilan kami saat PPKM, disitulah jamin kelimpungan untuk bayar cicilan ke Bank," ungkap dia.

Padahal, saat pertama Indonesia melaksanakan PSBB. Presiden RI Joko Widodo telah memberikan keringanan untuk masyarakat yang memiliki sangkutan dengan lembaga keuangan.

"Ya kan, masih ingat Pak Jokowi dulu bicara bahwa selama setahun masyarakat yang punya cicilan mendapat keringanan. Nah, sekarang mana kebijakan itu di daerah kami?" ujarnya.

Dampak kebijakan PPKM kali ini, Ia  terpaksa memberhentikan sebanyak 50 karyawan dari total 110 karyawan.

"Betul, sejak PPKM. Kami rumahkan 50 karyawan dulu, habis mau bayar gaji dari mana. Sedang omset bisnis kami terjun bebas begini," ujarnya.

Lebih prihatin, kata Ali Action ada karyawan yang di rumahkan itu mengeluh tidak bisa membeli susu buat anak bayi.

Baca juga: Demi Produksi, Perusahaan di Kabupaten Karawang Ini Langgar PPKM Darurat, Karyawan Full Bekerja

Hingga dalam keluhan tersebut, karyawan itu akhirnya memberikan air bekas cuci beras sebagai pengganti susu.

"Bener, saya sangat prihatin dengar keluhan karyawan dirumahkan tadi. Habis tahu ceritanya bahwa dia berikan air tajin sebagai pengganti susu, langsung saya kirim  bantuan untuk kebutuhan keluarga karyawan tersebut," katanya.

Mengenai penanganan Covid19 di Kuningan, kata dia mengaku sangat apreasiasi terhadap pemerintah dalam melaksanakan kebijakan.

Baik saat menerapkan PPKM Darurat atau secara mikro.

"Ya, kami sangat menghargai kebijakan pemerintah. Dalam pelaksanaan PPKM, ada lima cabang tutup dan 9 lapak usaha di Kuningan berjalan sesuai aturan PPKM saja," katanya. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved