Pelayanan di RSUD Cideres Majalengka Terganggu, 107 Pegawai dari Nakes hingga Bidan Positif Covid-19

Sebanyak 107 pegawai baik nakes maupun non nakes di RSUD Cideres Majalengka dinyatakan terpapar Covid-19. Saat ini pelayanan terganggu.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
RSUD Cideres Majalengka 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA- Sebanyak 107 pegawai baik nakes maupun non nakes di RSUD Cideres Majalengka dinyatakan terpapar Covid-19. Hal itu terjadi bersamaan dengan angka keterisian tempat tidur  RSUD Cideres yang sedang tinggi.

Data itu muncul seiring bertambahnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang mencapai 249 kasus. Diketahui, jumlah tersebut merupakan penambahan kasus terbanyak yang pernah ada semenjak pandemi Covid-19 setahun lalu.

Baca juga: IGD RSUD Kota Bandung Tutup Sementara, Jumlah Pasien Covid-19 Terus Naik, Pasokan Oksigen Terbatas

Dirut RSUD Cideres Majalengka, Asep Suandi membenarkan adanya sejumlah pegawai baik nakes maupun pegawai yang terpapar Covid-19. Mereka saat ini sedang menjalani masa isolasi mandiri.

"Sampai hari ini sudah 107 orang yang terpapar dan sedang isoman (Isolasi Mandiri). Mereka dari berbagai profesi mulai dari dokter, perawatbidan, dan tenaga administrasi,” ujar Asep, Jumat (2/7/2021).

Kondisi tersebut, secara tidak langsung diakui Asep berdampak terhadap terganggunya aktivitas di RS yang dipimpinnya itu. Sebab, jumlah petugas berkurang lantaran mereka menjalani Isoman.

“Pelayanan agak terganggu karena jumlah petugas berkurang,” ucapnya.

Terpisah, Epidemiolog asal Majalengka, Ucu Supriatna menjelaskan, untuk melindungi para Nakes, harus ada SOP pemeriksaan berkala. Sehingga ketika di antara Nakes ada yang terinfeksi, jelas dia, bisa segera dideteksi.

"Jadi nakes tidak menghadapi resiko ganda. Risiko tertular pasien dan risiko tertular oleh rekan sendiri yang tanpa gejala,” jelas dia.

Baca juga: Cerita Tim Pemulasara Jenazah Covid-19 di Subang: Kerja Nonstop, Tanpa Insentif dan Penuh Resiko

Ucu menilai, perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh, baik nakes maupun non nakes yang bekerja di RS dan Puskesmas. Pemeriksaan itu, lanjut dia, bisa dilakukan setiap bulan atau setiap beberapa bulan.

"Yang penting rutin dan berkala. Jangan sampai baru terdeteksi setelah ada gejala berat. Atau baru terdeteksi setelah banyak yang tertular."

“Jika petugasnya OTG, bagaimana jika menular kepada pasien yang dilayaninya. Jangan sampai pasien dapat bonus Covid-19. APD harus memadai dan berkualitas. Gizi Nakes harus mencukupi,” kata Epidemiolog lulusan UI itu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved