Objek Wisata di Bandung Terpuruk Akibat Buka-Tutup, Tetap Bayar Gaji dan Listrik, Minim Pemasukan

Pengelola objek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian terpuruk imbas kebijakan buka-tutup di masa pandemi Covid-19.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
tribunjabar/hilman kamaludin
Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Penutupan objek wisata karena KBB berzona merah membuat pengelola objek wisata menjerit. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pengelola objek wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian terpuruk imbas kebijakan buka-tutup di masa pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, Pemkab Bandung Barat menutup objek wisata ini karena KBB masuk zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19.

Objek wisata boleh dibuka kalau statusnya berubah zona oranye.

Hal ini sesuai surat edaran Nomor: 360/1624 -BPBD 2021 tentang Pengendalian Penyebaran Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Wilayah KBB.

Dalam edaran itu, objek wisata harus ditutup jika masuk zona merah.

General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi, mengatakan, dalam sebulan saja pengelola harus mengeluarkan biaya Rp 150 juta hingga Rp 200 juta untuk membayar karyawan, listrik, dan operasional lainnya. 

"Sementara pemasukan kan minim. Kalau ditutup, ya, berarti enggak ada pemasukan," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (30/6/2021).

Penutupan objek wisata di Bandung Barat itu merupakan yang keduakalinya dalam sebulan terakhir.

Sebelumnya, objek wisata harus tutup pada periode 16-22 Juni, lalu diperpanjang hingga 23 Juni 2021.

Kemudian tanggal 24 Juni 2021, objek wisata kembali beroperasi sebab KBB masuk zona oranye.

Namun, pekan ini terjerumus lagi ke zona merah atau berisiko tinggi penularannya, sehingga objek wisata harus ditutup.

"Ya, tutup lagi. Mau bagaimana lagi, kondisinya memang begini," katanya.

Dia menjelaskan, saat objek wisata dibuka pada pekan lalu, tingkat kunjungannya menurun jika dibandingkan sebelumnya.

Bahkan pada akhir pekan kemarin, hanya ada 10 pengunjung.

Turunnya tingkat kunjungan dan saat ini harus ditutup kembali tentunya menjadi beban bagi pelaku usaha wisata.

Sebab, biaya operasional seperti gaji karyawan hingga listrik tetap harus dibayarkan.

"Saya berharap kondisi ini berangsur pulih kembali, sehingga geliat aktivitas perekonomian di sektor pariwisata kembali normal. Kita sih hanya berharap situasi ini segera berlalu," kata Sapto.

Ganeral Manajer Lembang Park and Zoo, Iwan Setiawan, mengatakan sejak dibuka pekan lalu, kunjungan wisata memang menurun drastis dibandingkan dengan kondisi sebelum ditutup pertengahan Juni.

"Kunjungan sepi, paling cuma sepersen. Weekend pun jauh di bawah hari biasa normal," ujarnya.

Ia mengatakan, meski berat dengan adanya keputusan ini, pihaknya tetap mengikuti instruksi pemerintah daerah sebagai orotitas yang menentukan kebijakan.

"Ya, kita sih mengikuti aturan dari pemerintah untuk yang terbaik," ucap Iwan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved