Ada anak Kena Covid-19, Menteri Kesehatan Kaji Pemberian Vaksin Covid-19 pada Anak-anak
Pemerintah mulai mengkaji pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak seiring tingginya kasus Covi-19 pada anak-anak
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat ini kasus Covid-19 pada anak-anak dan remaja turut menyumbang lonjakan kasus Covid-19 seusai lebaran.
Covid-19 varian delta disebut-sebut mempercepat penularan kasus tersebut. Hal itu diakui oleh Plt Direktur Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatn, Maxi rein Rondonuwu.
"Tapi memang ada kecenderungan kalau lihat varian ini pada umur, di beberapa rumah sakit kami lihat. Di umur-umur, di bawah 18 tahun, di bawah 10 tahun sudah ada yang kena," kata Maxi, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Jumat (25/6/2021).
Baca juga: Cerita Sedih Tenaga Kesehatan Urus Pasien Muda Covid-19, Tanpa Penyakit Penyerta Lalu Meninggal
Seorang tenaga kesehatan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, dikabarkan sempat merawat pasien muda Covid-19 bergejala, tanpa perantara tapi akhirnya meninggal.
Dengan adanya fakta anak-anak mulai banyak tertular virus korona, pemerintah mulai memikirkan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak.
"Memang kita melihat bahwa ada gejala, usia muda masuk. Catatan saya, kita sedang melakukan peneltian bagaimana severity atau keparahannya. Karena memang datanya di seluruh dunia, untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 persen lebih ke sembuh dibandingkan dengan usia di atas 18 tahun," ucap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi persnya, dikutip dari YouTube Kemenkes, Jumat (25/6/2021).
Saat ini, kata dia, pihaknya sedang mengkaji vaksin yang sudah mendapat izin edar dari BPOM berupa emergency use authorization (EAU) yakni Pfizer dan Sinovac.
"Yang sudah kita amati sekarang ada 2 di list kita. Satu, Sinovac yang bisa antara umur 3 sampai 17 tahun. Kemudian, satu lagi, Pfizer yang bisa umur 12 sampai 17 tahun. Itu sudah keluar EUA," kata Budi Gunadi Sadikin.
Kementerian Kesehatn akan berkoordinasi dengan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) soal vaksinasi untuk anak usia dibawah 18 tahun itu.
Baca juga: 12 OPD di Purwakarta Terapkan WFH, Pegawainya Positif Covid, Bupati Janji Pelayanan Tetap Maksimal
"Kita juga harus mendengarkan ahlinya mengenai pemberian vaksinasi ini ke remaja," katanya.
Tak hanya itu, kata Budi, pihaknya juga akan melakukan studi banding soal vaksinasi anak dan remaja ini yang sudah dilakukan negara-negara lain.
"Kita juga melakukan studi dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa ambil keputusan di negara-negara lain seperti apa. Negara-negara Eropa, negara-negara Amerika, negara-negara Asia bagaimana mereka melakukan treatment pemberian vaksin ke pada usia di bawah 18 tahun dan di grup mana mereka memberikan," katanya.