Gempa Hari Ini
Mengenang Gempa dan Tsunami Pangandaran 2006, Tukang Becak Ini Mengira Itu Gemuruh Pesawat Susi
Seorang tukang becak di Pasar Wisata Pangandaran, Sarip (70), belum bisa melupakan gempa bumi dan tsunami Pangandaran pada 2006.
Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
"Kolot, barudak (orang tua, anak-anak) saling mengajak untuk menyelamatkan diri ke arah pegunungan. Saya juga sempat membantu evakuasi menggendong anak bule," katanya.
Tempat untuk evakuasi itu, banyak yang ke arah Wonoharjo dan Desa Pagergunung (lokasi perbukitan).
Baca juga: Dua Hari Ini Sejumlah Titik di Jawa Barat Diguncang Gempa Bumi, Baiknya Bangunlah Rumah Tahan Gempa
"Tinggi ombak tsunami dulu, itu setinggi pohon kelapa. Dahulu kan pohon kelapanya tinggi semua," ucapnya.
Sarip mengungkapkan, dahulu memang ada peringatan oleh salah seorang warga yang sudah menguasai internet dan mengingatkan bahwa akan terjadi tsunami.
"Namun, warga banyak yang tidak percaya. Banyak yang ngomong, lah tsunami naon (apa). Dikira, itu hanya gempa bumi saja," ujarnya.
Memori tsunami Pangandaran masih dia hafal detail waktu kejadiannya.
"Dulu terjadi tsunami pada hari Senin Kliwon tanggal 17 Juli 2006 sore sekitar pukul 16:00 WIB. Saya tahu, karena saya juga seusai shalat ashar," kata Sarip
Kata dia, ada untungnya hari Senin, kalau hari Minggu tentu banyak korban karena sedang ramainya lomba layang-layang.
Kejadian bencana tsunami itu, ungkap Ia, sampai sekarang ini sudah 15 tahun berjalan dan semoga tidak terjadi lagi.
"Karena yang meninggal dulu banyak, ratusan orang lebih. Makanya dulu, hampir setengah tahun banyak warga yang trauma ketika ada gempa," katanya. (*)