Cerita Arys Buntara, Ubah Rumah Kentang di Bandung yang Angker jadi Roemah Kentang Tempat Nongkrong

Suasana angker, mistis berpuluh tahun tersemat pada sebuah rumah di Jalan Banda Nomor 18 Kota Bandung yang selama ini disebut Rumah Kentang.

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Kemal Setia Permana
Rumah Kentang di Jalan Banda Kota Bandung yang dulu dikenal angker kini jadi resto cafe tempat nongkrong 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Suasana angker, mistis berpuluh tahun tersemat pada sebuah rumah di Jalan Banda Nomor 18 Kota Bandung yang selama ini disebut Rumah Kentang.

Dulu, Rumah Kentang yang berada di depan Gor Saparua itu, rimbun hingga cenderung gelap. Apalagi, bangunan rumah sudah berusia puluhan tahun.

Saking seram dan angkernya, sebuah rumah produksi film sempat membuat film horor Rumah Kentang.

Arys Buntara, sosok yang nekat mengubah rumah angker jadi resto cafe
Arys Buntara, sosok yang nekat mengubah rumah angker jadi resto cafe (Tribun Jabar / Kemal Setia Permana)

Namun kini, Rumah Kentang dipugar lebih modern dan dijadikan cafe dikelola Arys Buntara dengan nama tempat Roemah Kentang 1908.

Saat ini, Roemah Kentang 1908 yang disebut-sebut angker dan horor itu mampu menyedot banyak pelanggan datang.

Dibutuhkan banyak keberanian mengubah rumah hantu ini jadi tempat kongkow dan bersantai yang enak. Terlebih modal yang harus dikeluarkan pun tidak sedikit.

Baca juga: Kecelakaan Maut Ada yang Tewas, Truk Tronton Angkut Gandum Tabrak Bus, Sedan hingga Pagar Rumah

Namun begitu, Arys tak pantang mundur dengan tekadnya menyulap rumah hantu ini menjadi resto kafe yang menyenangkan.

"Karena saya sangat menyukai tantangan," kata Arys Buntara ditemui di Roemah Kentang 1908 belum lama ini.

Arys mneyebutkan bahwa bisnis resto kafe ini didirikan pada 5 Desember 2020 berawal dari rasa penasaran terhadap rumah heritege yang konon, ia dengar, berhantu.

Arys ingin mengubah imej rumah berhantu ini menjadi sebuah tempat yang nyaman dan asyik untuk bersantap santai.

"Terlebih rumah ini memiliki lokasi yang strategis," katanya.

Karena berdiri di atas lahan heritage, Arys pun menyediakan menu-menu masakan yang disesuaikan dengan tempat ini. Yaitu, menu yang disebut Peranakan.

Menu ini adalah menu perpaduan Timur Tengah, barat, oriental dan Asia yang diolah oleh koki lokal. Sehingga tercipta menu perpaduan yang memang tidak se-original bawaannya.

Karena sudah memiliki nama yang terkenal, tempat ini sudah dikenal oleh masyarakat Bandung dan luar kota sebagai Rumah Kentang. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Arys.

"Saya tidak perlu melakukan banyak promosi, karena orang-orang sudah tahun bahwa di sinilah yang namanya Roemah Kentang," katanya.

Bermodalkan hal ini, Arys percaya diri ketika pertama kali ia bertekad mengubah rumah angker ini menjadi lahan bisnis resto kafe meskipun ia mengakui bahwa bisnis kuliner di Kota Bandung sangat ketat.

"Dari data yang saya baca, sampai saat ini terdapat kurang lebih 400 kafe di Kota Bandung. Ketika saya mau membuat Roemah Kentang ini, saya tidak bisa bersaing dengan yang sudah ada, saya harus membuat suatu pembeda," katanya.

Baca juga: Isi Posisi Sakral Sempat Diisi Hariono, Mohammed Rashid Janji Beri yang Terbaik di Persib Bandung

Pembeda inilah yang kemudian menjadi andalan Arys menyulap rumah angker menjadi lahan resto, tempat nongkrong.

Bangunan Heritage Perkumpulan Rah

ROEMAH Kentang 1908 yang didirikan Arys Buntara menjadi resto kafe adalah bangunan heritage yang sudah terkenal karena sematan angker.

Sebelumnya, orang-orang di sekitar kawasan ini menyebut rumah heritage ini dengan sebutan Roemah Kentang.

"Adapun penamaan 1908 ini diambil dari awal berdirinya rumah heritage ini," tutur Arys Buntara.

Roemah Kentang 1908 dulunya merupakan sebuah rumah perkumpulan bernama Lochea Hermes. Tidak banyak yang tahu tentang perkumpulan ini, namun diyakini adalah sebuah perkumpulan yang sudah lama berdiri.

Karena merupakan rumah lama yang dikatagorikan bangunan heritage B, Arys hanya dibolehkan mengubah bagian dalam rumah ini unutk menjadi resto kafe. Sementara bagian luar tidak bisa diotak-atik sama sekali.

"Bagian-bagian ornamen di dalam ruangan juga masih banyak yang original, tidak berubah, seperti pilar-pilar, pintu dan lain sebagainya," ujar Arys.

Baca juga: Ada Deklarasi Jokowi-Prabowo Pilpres 2024, Dianggap Melawan Konstitusi, Siapa Penggagas Jokpro?

Arys mengaku saat merenov rumah ini sempat tertahan beberapa lama karena memang ada bagian-bagian yang tidak boleh diganggu dan harus mendapat izin terlebih dahulu dari stakeholder terkait.

Setelah ia mendapatkan petunjuk-petunjuk bagian mana saja yang boleh dan tidak boleh dipugar, maka ia kemudian melanjutkan pembangunan.

Alhasil, bagian keseluruhan ornamen luar bangunan nampak masih sama dengan bentuk asli bangunan heritage aslinya. Sedangkan bagian dalam terdapat beberapa bagian yang diubah tanpa merusak ornamen-ornamen aslinya.

Tempat ini memiliki sejumlah spot yang khas rumah bangunan heritage. Yakni bagian pintu masuk samping yang bagian atasnya setengah bundar, relik-relik besi di bagian pintu dan jendela, beberapa piano klasik yang sudah rusak menjadi pajangan hiasan dalam dan luar gedung, dan sejumlah spot lain yang menarik dijadikan instagramable. (kemal setia permana)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved