Selidiki Sebab Kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Lontong, Ini Yang Diteliti Polisi
Penyebab kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Lontong akan diselidiki Polri. Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyebut, cairan lambung
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Penyebab kematian Wakil Bupati Sangihe Helmud Lontong akan diselidiki Polri. Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyebut, cairan lambung Helmud Lontong jadi salah satu yang diteliti.
Seperti diketahui, Wabup Sangihe Helmud Lontong meninggal di pesawat dalam penerbangan Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar pekan lalu.
"(Sampel dari organ tubuh yang diambil) berupa cairan lambung," ujar Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Direktur Direktort Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, untuk memeriksa cairan lambung dibutuhkan waktu 14 hari.
"Hasil dari autopsi menunggu pemeriksaan sampel organ internis dari laboratorium forensik kurang lebih 2 minggu," kata Andi.
Hanya memang, pada pemeriksaan sementara, tidak ditemukan ada dugaan Helmud Lontong meninggal karena keracunan atau karena kekerasan.
"Dokter menyampaikan hasil sementara, supaya tidak berkembang opini non ahli," ucapnya.
Soal pemeriksaan lambung, itu untuk memastikan lebih jauh soal penyebab kematian.
Ajudan Helmud, Herman Rivaldi Kontu menyebut bahwa Helmud sebelum meninggal sempat merasakan pusing dan sempat dipijat dengan melumuri bagian belakang dan leher dengan minyak gosok.
Setelah dipijat, Helmud tidak merespon. Bahkan, wakil bupati itu mengeluarkan darah dari hidung dan mulut.
"Sekitar 5 menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek) namun sudah tidak ada respons lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respons. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen Kamis (9/6/2021).
Helmud sendiri sempat mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) . Surat itu disebut dikirim atas inisiatif pribadi Helmud.
Kopi surat tersebut beredar di media sosial (medsos) setelah Helmud meninggal dunia. Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe telah mengetahui surat tersebut.
Kronologi
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyebut pesawat itu berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, pukul 15.08 WITA, dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pukul 16.08 WITA.
"Pada pukul 15.40 WITA, penumpang yang dimaksud (Helmud) membutuhkan pertolongan medis lebih lanjut," jelas Danang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/6/2021).
Menanggapi kondisi tersebut, Danang menambahkan, awak kabin pun langsung menghampiri Helmud untuk mengetahui keadaannya secara jelas.
Setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan, pimpinan awak kabin lantas membuat pengumuman, menanyakan apakah ada yang berprofesi dokter atau tenaga medis dalam penerbangan itu.
"Di penerbangan JT-740 terdapat tenaga medis (kesehatan), yang dibuktikan dengan tanda identitas secara resmi," kata Danang.
Peristiwa meninggalnya Helmud Lontong mengingatkan kita pada kematian aktifis HAM Munir di pesat terbang saat dalam perjalanan menuju Belanda. pada 7 September 2004. Belakangan diketahui, Munir tewas diracun oleh kimia bernama arsenik.