Pengrajin Tahu Tempe di Jabar Sempat Mogok Operasi, Pemerintah Pastikan Harga Kedelai Aman
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menegaskan, Pemerintah memastikan ketersediaan bahan baku tempe dan tahu di dalam negeri.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Sejumlah pengrajin tahu dan tempe di Jawa Barat (Jabar) sempat berhenti beroperasi karena harga kedelai alami kenaikan.
Bahkan, di Kabupaten Sukabumi para pedagang tahu sempat mogok jualan imbas dari harga kedelai naik.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menegaskan, Pemerintah memastikan ketersediaan bahan baku tempe dan tahu di dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memastikan stok kedelai, meski dengan harga yang disesuaikan akibat produsen kedelai internasional seperti Amerika Serikat belum memasuki panen raya.
"Penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat masih belum memasuki masa panen sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini, kata Oke dalam keterangan yang diterima Tribunjabar.id, Jumat (4/6/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih relatif tinggi. Pada awal Juni 2021 harga kedelai berada di kisaran USD 15,42/bushels atau sekitar USD 566/ton.
Dengan kondisi tersebut maka landed price berada di kisaran Rp 9.376/kg, sementara di tingkat importir berada di kisaran Rp 10.206/kg. Bahkan, menurut para pengrajin tahu dan tempe di beberapa wilayah, harga kedelai telah mencapai Rp11.000/kg.
Baca juga: Harga Kedelai Masih Tinggi, Pengrajin Tahu Minta Pemkab Karawang Carikan Solusi
Oke memperkirakan, dengan kondisi harga kedelai saat ini maka harga tempe akan mengalami penyesuaian menembus harga Rp 17.000/kg dari sebelumnya Rp 16.000/kg. Sedangkan harga tahu juga menembus harga Rp 700/potong dari sebelumnya Rp 650/potong.
"Kemendag konsisten memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Tujuannya, untuk memastikan harga kedelai di pasar serta di tingkat pengrajin tahu dan tempe berada di tingkat yang wajar," katanya.
Oke mengimbau kepada para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe. Termasuk kepada anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dengan harga kedelai terjangkau.
"Penyesuaian harga tahu dan tempe ini diharapkan tetap memberikan gairah bagi pengrajin untuk terus berproduksi di tengah tingginya harga kedelai dunia. Sehingga tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau," jelasnya.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Abah Saldi Perajin Tahu di Pangandaran Terpaksa Naikan Harga Tahu
Baca juga: Pemkab Sumedang Akhirnya Turun Tangan soal Harga Kedelai Tinggi, Apa yang Dilakukan?