Tepat 15 Tahun Lalu, Gempa Bumi Menguncang Yogyakarta, Ribuan Orang Meninggal, Ini Kata Para Pakar

Berkaca dari fenomena gempa Jogja 2006 yang berpusat di Bantul, para ahli mengingatkan bukan gempa bumi yang membunuh manusia, namun bangunannya.

KOMPAS/DAVY SUKAMTA
Gedung STIE Kerjasama, Jalan Porwanggan No. 549, Purwo Kinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, roboh akibat gempa di Yogyakarta pada 26 Mei 2006. 

TRIBUNJABAR.ID- Hari ini, tepat 15 tahun gempa bumi menguncang Yogyakarta yang mengakibatkan ribuan orang meninggal.

Pada 27 Mei 2006, gempa bumi bermagitudo 5,9 yang berpusat di Bantul itu juga menghancurkan ratusan ribu rumah.

Dari data BPBD Bantul, akibat gempa bumi itu, jumlah korban meninggal di wilayah Bantul saja ada 4.143 orang dan jumlah rumah rusak total 71.763, rusak berat 71.372, rusak ringan 66.359 rumah.

Guncangan gempa selama hampir satu menit itu dirasakan di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bantul, Dwi Daryanto, menyampaikan, gempa Jogja 2006 terjadi pada pukul 5.53 WIB.

Gempa bumi ini mengguncang tanah Yogyakarta dan sekitarnya cukup lama, sampai 57 detik.  

Baca juga: Gempa Melanda Pacitan Jatim dan Kendal Jateng Tengah Malam Tadi, Berikut Unggahan BMKG

Total korban meninggal gempa DIY dan Jawa Tengah bagian selatan, seperti di Klaten, tercatat mencapai 5.782 orang lebih, 26.299 lebih luka berat dan ringan, 390.077 lebih rumah roboh akibat gempa waktu itu.

Dwi menyebut, pusat gempa berada di Sungai Opak di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul. Mulai dari pundong dusun potrobayan sebagai titik episentrum dan jalur gempa, sampai ke Klaten.

Berkaca dari fenomena gempa Jogja 2006, para ahli mengingatkan bukan gempa bumi yang membunuh manusia, namun bangunannya.

Menurutnya, korban meninggal pada umumnya karena tertimpa bangunan yang roboh. Sementara itu korban luka-luka banyak terjadi karena kepanikan yang luar biasa.

"Gempa tidak membunuh, tetapi bangunan yang menyebabkan korban luka dan meninggal dunia," ucap Dwi.

Baca juga: Jadi Urutan Kelima Rawan Gempa dan Tsunami, Setiap Tanggal 26 Pangandaran Gelar Simulasi Bencana

Mekanisme gempa Jogja 2006 dan potensi bahayanya

Berdasarkan pemantauan Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, gempa tektonik berkekuatan M 5,9 itu terjadi pada pukul 05.53 di lepas pantai Samudra Hindia.

Posisi episentrum pada koordinat 8,03 LS dan 110,54 BT, tepatnya pada perbukitan strukturan yang berjarak kurang lebih 15 kilometer di sebelah timur zona Graben Bantul.

Gempa disebabkan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, pada jarak sekitar 150 km-180 km ke selatan dari garis pantai Pulau Jawa. Gempa utama terus diikuti gempa susulan berkekuatan kecil.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved