Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Pemkot Siapkan Solusi Stabilkan Harga Kedelai
Salah satu faktor harga kedelai naik adalah Amerika Serikat yang menjadi penyuplai kedelai belum memasuki masa panen, ditambah Cina yang sudah meminta
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, jika kenaikan harga kedelai terjadi secara global akibat sejumlah faktor.
Menurut Elly, salah satu faktor harga kedelai naik adalah Amerika Serikat yang menjadi penyuplai kedelai belum memasuki masa panen, ditambah Cina yang sudah meminta pasokan lebih dari jumlah rata-rata.
"Cina itu pada bulan April mengajukan permintaan yang di atas rata-rata biasanya, itu yang membuat kedelai dunia meningkat," ujar Elly, saat dihubungi, Kamis (27/5/2021).
Baca juga: Harga Kedelai Melonjak, Pengusaha Tahu Akan Mogok Produksi Tiga Hari
Saat ini, kata dia, pihaknya berupaya mencarikan solusi untuk menstabilkan harga kacang kedelai dengan memutus mata rantai distribusi. Karena itu, nantinya distribusi kacang kedelai akan langsung terhubung dengan produsen tahu dan tempe.
"Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada lagi yang menyebabkan harga mahal, itu salah satu upayanya," katanya.
Ia pun meminta masyarakat agar tidak khawatir karena menurutnya, tidak semua pedagang tahu dan tempe akan melakukan aksi mogok produksi.
"Ini juga sedang kami konfirmasi, nggak usah khawatir, jadi kami belum bisa pastikan apakah semuanya mogok atau tidak," ucapnya.
Baca juga: Kepala Disdagin Kota Bandung Tak Bisa Larang Aksi Mogok Perajin Tahu: Stok Kedelai Sebenarnya Cukup
"Tapi Kemendag sudah memastikan stok kacang kedelai dalam kondisi yang aman, memang harganya saja yang bergerak naik," ujarnya.
Sementara terkait operasi pasar, Elly mengaku harus berkoordinasi lebih dulu dengan Bulog. Sebab, kata dia, operasi pasar itu kewenangannya ada di Bulog.
"Jadi, kita harus koordinasi dulu, tapi kita ingin berkoordinasi dulu dengan paguyuban," katanya. (*)