Klaim Benjamin Netanyahu, Israel Membuat Hamas Mundur Bertahun-tahun di Gaza
Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur melakukan unjuk rasa memprotes aksi "Negeri Zionis" mengebom Gaza.
TRIBUNJABAR.ID, TEL AVIV- Ketegangan antara Israel dan Palestina selama dua pekan terakhir telah menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan di Gaza, 215 orang terbunuh termasuk hampir 100 perempuan dan anak-anak.
Sementara di Israel, dinas medis setempat menyebutkan 12 warganya terbunuh, termasuk dua orang anak.
Sejauh ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengklaim pasukan Israel berhasil membuat Hamas "mundur bertahun-tahun" di Gaza.
Klaim itu disampaikan saat bombardir "Negeri Zionis" memasuki pekan kedua yang mengakibatkan lebih dari 200 orang Palestina tewas.
Baca juga: Catatan Sejarah Pemicu Konflik Berkepanjangan Antara Israel dan Palestina
Di Tepi Barat, setidaknya tiga warga Palestina terbunuh dalam aksi protes yang berlangsung di Ramallah.
Upaya diplomatik yang dilakukan dunia untuk mendinginkan ketegangan di Jalur Gaza pun menemui hambatan.
Perancis, yang tengah mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB, bersama Mesir menyerukan gencatan senjata.
Pada Selasa pagi (18/5/2021), Israel membuka perbatasan di Gaza supaya bantuan kemanusiaan bisa masuk. Namun, perbatasan tersebut kembali ditutup setelah mereka mendapatkan hujan tembakan mortir dan roket.
Apa yang dikatakan PM Israel, Benjamin Netanyahu? Dilansir BBC, pemimpin dari Partai Likud itu menyatakan Hamas tengah "mereka pukul dengan sangat keras".
Netanyahu mengatakkan operasi Guardian of the Walls akan terus berlanjut demi memulihkan ketenteraman warga Israel.
Baca juga: Ini Alasan Negara-negara Arab Diam Dalam Konflik Israel dan Palestina, Kata Dosen HI UMY
Pada Selasa, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim 150 milisi termasuk dalam korban tewas di Gaza.
Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur melakukan unjuk rasa memprotes aksi "Negeri Zionis" mengebom Gaza.
Kawasan di dalam Israel yang mayoritas dihuni warga etnis Arab seperti Haifa juga menggelar demonstrasi. Aksi protes tersebut berujung bentrokan.