Pusat Perbelanjaan Mulai Diserbu Pengunjung, Waspada, Pakai Masker Juga Rawan Terpapar Covid-19
Waspada, kerumunan masyarakat di tempat umum juga rawan menyebarkan virus corona penyebab Covid-19 meskipun sudah memakai masker.
Misalnya, menggunakan masker yang ukurannya tidak pas atau sering menurunkan maskernya ke dagu.
Orang-orang yang terbiasa mengenakan masker seperti itu masih punya risiko tertular yang cukup besar.
Apalagi jika berada di tengah kerumunan.
Seperti diberitakan Kompas.com pada 4 Desember 2020, pakar penyakit menular dan peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh A. Adalja, MD, mengatakan, jika masker tidak digunakan secara tepat, seseorang akan rentan menghirup partikel yang didapatkannya dari luar, atau jika dia adalah orang yang sedang sakit, maka dia rentan menularkannya ke orang lain.
"Memakainya dengan cara yang tidak tepat pada dan tidak menutupi mulut dan hidung tidak akan memberikan manfaat apapun," kata Dr. Adalja.
Masker juga harus terus dalam keadaan steril dan bebas dari kontaminan lingkungan, termasuk yang mungkin ada di kulit atau tangan kita.
Sementara, menurunkan masker dan memasangnya kembali dapat melibatkan banyak sentuhan yang dilakukan secara berulang.
"Untuk memindahkannya ke dagu kita tentu harus menyentuhnya dan itu dapat mengotori (masker)," kata Adalja.
Baca juga: Kronologi Pasien Positif Covid-19 di RSUD Sumedang Mencoba Kabur, Sempat Lari Sampai Area Taman
4. Pakai masker saja tidak bisa lindungi dari penularan Covid-19
Jika ingin membuat komunitas kita bebas dari Covid-19, kita harus menerapkan protokol jaga jarak untuk memastikan setiap orang beraktivitas dengan jarak yang aman satu sama lain.
Seseorang yang tidak mempraktikkan jaga jarak berpotensi menularkan ratusan orang lainnya.
"Setiap orang yang melakukan isolasi mandiri dapat mengurangi risiko mereka menularkan orang lain," kata direktur pencegahan infeksi di Hoag Memorial Hospital Presbyterian di Newport Beach, California, Philip Robinson.
Tidak menjaga jarak berarti membuat kita lebih rentan berkontak fisik dengan orang lain.
Padahal, dengan mereduksi kontak fisik hingga 75 persen, kata Robinson, risiko infeksi individu tersebut merosot hingga 2,5 orang.
Nah, bayangkan jika aturan ini diterapkan secara disiplin oleh banyak orang.