Mal di Kota Bandung Penuh Sesak Menjelang Lebaran, Pengunjung : Kami Pakai Masker Kok
Pengunjung mengatakan mereka memakai masker saat mengunjungi pusat perbelanjaan. Sejumlah mal di Kota Bandung penuh sesak menjelang Lebaran.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nyatanya, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan warga untuk pergi ke pusat perbelanjaan, berbelanja segala keinginan dan kebutuhan untuk Lebaran.
Di Kota Bandung, pusat perbelanjaan di Jalan Otista, Kepatihan, hingga Jalan Dalem Kaum, tidak luput dikunjungi warga yang berbelanja berbagai barang yang diinginkan.
Apalagi tunjangan hari raya (THR) sudah cair, sesuai aturan cair dua minggu sebelum hari raya.
Di Kings Shoping Center misalnya, sejak Minggu (2/5/2021), mal di Jalan Kepatihan itu sudah banyak dikunjungi warga.
Baca juga: Satpol PP Kota Bandung Kewalahan Halau Pembeli yang Padati Pusat Perbelanjaan, Imbauan Tak Digubris
Baca juga: Pusat Perbelanjaan Mulai Diserbu Pengunjung, Waspada, Pakai Masker Juga Rawan Terpapar Covid-19
Untuk masuk, harus antre karena kapasitas gedung dibatasi. Polisi turun tangan mengatur antrian.
"Kan belanjanya sambil pakai masker, bawa hand sanitizer, anak saya dipakaikan face shield," ujar Santi Widyastuti (40), ibu rumah tangga dari Jalan Buahbatu Bandung, ditemui di Jalan Kepatihan, Senin (3/5/2021).
Dia sudah mengantongi jatah THR dari suaminya. Pekan ini, dia gunakan uang itu untuk belanja pakaian anaknya yang berusia 7 tahun.
"Saya kira kalau hari biasa tidak akan seramai ini, saya kan lihat di medsos hari Minggu kemarin ramai banget, hari biasa tetap saja," ucap Santi.
Kerumunan warga juga ada di Pasar Baru, Jalan Otista.
Jeni Susanti (29), warga Kota Cimahi, pegawai swasta di Kota Bandung, satu dari sekian banyak pengunjung yang datang ke Pasar Baru berbelanja pakaian untuk orangtuanya.
"Kan THR-nya sudah cair. Sepulang kerja mampir beli pakaian untuk orangtua. Saya belanja di dalam enggak pernah lepas masker, kok, meski di dalam memang padat," ucap Jeni, di Jalan Otista.
Jika di Jalan Kepatihan dan Jalan Otista pemburu pakaian Lebaran ini didominasi pengunjung dengan usia berumur, di Jalan Trunojoyo, pengunjungnya justru kalangan milenial seumuran anak SMP hingga SMA.
Di kawasan itu, banyak ditemukan toko pakaian yang sesuai dengan jiwa milenial.
Pantauan Tribun di Jalan Trunojoyo, para milenial ini bermasker di tengah kerumunan. Mereka sadar tengah dalam suasana pandemi.
"Kan kami juga prokes Kak, pakai masker. Ngeri kalau enggak pakai masker. Kebetulan sudah dikasih jatah THR sama orangtua, jadi belanja pakaian di sini sambil ngabuburit," ucap M Herdi (20), warga Arcamanik.
Pandemi Covid 19 yang mensyaratkan untuk selalu bermasker, harus cuci tangan dan hindari kerumunan, tidak menyurutkan warga untuk berbelanja, apalagi, THR sudah cair.
Mike Sutikno, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi mengatakan, THR itu bukan semata-mata uang tambahan.
"THR itu bukan uang nganggur yang bisa digunakan sesuka hati. THR diperlukan sebagai gaji ke-13 untuk memenuhi keuangan prioritas dan kebutuhan hari raya," ucap Mike, dalam webinar Cerdas Mengelola THR, Rabu (21/4/2021).
Soal baju, pun itu tidak harus selalu baru. Artinya, masyarakat bisa menggunakan baju ibadah yang sudah ada dan jarang dipakai.
"Waspadai keiniginan untuk membeli barang termasuk baju baru Lebaran karena ini bisa menghabiskan dana THR. Kalau pun beli tetap harus dibatasi sesuai dengan kebutuhannya," kata dia.
Selama ini, kata Mieke, masyarakat menggunakan THR hingga habis bahkan defisit karena dibelanjakan berbagai barang yang diinginkan.
"Belanja baju karena banyak diskon, belanja kue dan sebagainya karena keinginan. Ingat, gunakan uang THR untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Karena kalau ngikuti keinginan, pasti THR habis, pasti defisit," ucap dia.
Salah satu cara mengelola THR supaya lebih bermanfaat salah satunya mengidentifikasi prioritas keuangan dan memenuhi kegentingan.
"Sisihkan dana THR untuk prioritas keuangan seperti menabung dana darurat, investasi jangka panjang. Kalau target untk prioritas keuangan ini belum terpenuhi, boleh dong untuk mengambil dari THR, bisa 10 - 30 persen," ucap Mike.
Baca juga: Soal Kerumunan di Pasar Baru dan Mal Kepatihan, Kepala Disdagin: Kami Kecolongan