KRI Nanggala 402 Hilang

Panglima TNI Masih Berharap 53 Orang Ada yang Selamat, Kapal Selam KRI Nanggala 402 Retak Besar

Bagaimana nasib 53 orang di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 yang dipastikan mengalami keretakan dan bocor? Panglima TNI berharap selamat.

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Capture Kompas TV
Barang-barang milik kapal selam KRI Nanggala 402 ditemukan. Panglima TNI menyebut kapal Nanggala 402 mengalami keretakan. 

Ia sempat heran melihat tingkah laku cucunya itu.

Tak seperti biasanya, cucunya ini tidak memperbolehkan papanya atau Lettu Imam Adi berangkat bertugas.

"Biasanya kalau dipamiti ya biasa saja. Kemarin sampai pintunya ditutup, papanya benar - benar tidak boleh pergi," ujar dia.

Namun, sekali lagi, ia tidak ingin memikirkan hal - hal aneh. Ia tidak ingin mengaitkan kejadian cucunya yang tidak memperbolehkan anaknya pergi itu dengan kejadian ini.

"Mungkin hanya kebetulan saja," ungkapnya.

Cadangan Oksigen Habis

Kapal selam KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WIB.

Keadaan itu semakin mengkhawatirkan karena cadangan oksigen di kapal selam yang hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WIB hanya bertahan 72 jam.

Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kamis (24/4/2021).

"Apabila kondisi black out mampu 72 jam, kurang lebih tiga hari. Jadi saat kemarin hilang kontak jam 3, bisa sampai hari Sabtu jam 3, sehingga 72 jam. Mudah-mudahan segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada," ujar Yudo saat konferensi pers, Kamis.

Sementara itu TNI mengonsentrasikan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 pada sembilan titik di perairan utara Celukan Bawang, Bali.

Sembilan titik lokasi pencarian tersebut berada sekitar 23 nautical mile (NM) atau 40 kilometer dari perairan utara Celukan Bawang.

"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari kanal YouTube Puspen TNI, Jumat (23/4/2021).

Hingga kini sudah ada personel militer luar negeri yang sudah merapat ke perairan Bali, di antaranya lima personel Angkatan Bersenjata Singapura.

Baca juga: Apakah Batal Suami Istri Ciuman Saat Ramadan di Siang Hari? Ini Kata sang Ustaz

Baca juga: Syamsir Alam Tegaskan Comebaknya Bukan Lelucon, Ini Dua Sosok yang Mendukungnya, Siap Buktikan Diri

Baca juga: PREDIKSI Susunan Pemain Persib, Siapa yang Layak Gantikan Peran Nick Kuipers dan Febri Hariyadi?

Kelimanya bahkan sudah bergabung dengan tim TNI yang berada di KRI dr Soeharso-990.

Mereka telah menjalin koordinasi sekaligus menunggu kehadiran kapal penyelamat kapal selam MV Swift Rescue milik Angkatan Laut Singapura (RSN).

Selain itu, terdapat tim pesawat Amerika Serikat (AS), P-8 Poseidon.

Pesawat P-8 Posedion sendiri dijadwalkan tiba malam tadi.

"Tim dari Poseidon yang nanti akan sebagai operator atau pun membantu P-8 Poseidon Amerika dari US Airforce yang mudah-mudahan bisa datang malam atau dini hari nanti," ucap Riad.

Ia juga mengatakan, temuan magnet di salah satu area di perairan utara Bali bisa menjadi titik terang penyelamatan.

"Jadi kemarin ada KRI Rimau yang disampaikan Bapak KSAL bahwa ada satu titik magnet yang sangat kuat. Mudah-mudahan itu tidak berubah dan akan dikejar itu. Mudah-mudahan itu jadi titik terang," imbuh Riad.

Sementara itu, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letnan Kolonel Laut Ansori mengatakan, seluruh peralatan kapal selam pasti pernah mengalami masalah saat berlayar maupun bersandar.

Namun ia menegaskan, seluruh awak kapal selam sudah dilatih untuk mengatasi setiap masalah yang muncul.

"Terkait masalah, saya rasa di semua pesawat (dan kapal selam) juga mengalami. Semua personel dilatih survive untuk bisa mengatasi trouble (masalah) tersebut," kata Ansori di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Jumat (23/4/2021).

Baca juga: Diperkuat Mantan Pemain Persib Bandung, Ini Daftar 30 Pemain RANS Cilegon FC untuk Liga 2 2021

Baca juga: Puluhan WNA India Bikin Ricuh, Satu Hotel di Jakarta Dijaga Ketat TNI dan Polri

Ansori menjelaskan, sistem keselamatan KRI Nanggala-402 sudah sesuai standar keselamatan internasional.

Perlatan keselamatan yang ada di kapal selam juga disesuaikan dengan jumlah personel yang berlayar di kapal selam itu.

"Jadi di kapal selam alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diperlukan oleh seluruh kapal selam-kapal selam di dunia," kata dia.

Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman.

Kapal yang dijuluki monster laut ini tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.

Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.

Misi pencarian ini bak dikejar waktu. Sebab, cadangan oksigen KRI Nanggala-402 sendiri hanya bertahan sampai Sabtu (24/4/2021). (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved