Persib Bandung
Jelang Persib Bandung vs Persija Jakarta, Tim Langsung ke Solo, Robert Alberts Optimistis
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, sadar betul bahwa leg kedua bukan pertandingan yang mudah dihadapi oleh timnya.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
"Kita berharap ada perbaikan di pertandingan selanjutnya," katanya.
Salah satu legenda hidup Persib Bandung, Atep, menilai Persib terlalu cepat membuat kesalahan di awal pertandingan final Piala Menpora leg pertama di Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta, Kamis, 22 April 2021.
Akibat kesalahan itu, Persib harus menerima kenyataan kalah 0-2 dari Persija Jakarta melalui gol cepat pemain muda Braif Fatari detik ke-37 dan Taufik Hidayat pada menit ketujuh.
"Di pertandingan tadi (kemarin, Red) Persib kesalahannya terlalu mudah kebobolan dengan gol cepat mereka sehingga membuat mental pemain kita menjadi down," ujar Atep saat dihubungi kemarin.
Selain itu, kata Atep, lini tengah Persib yang diisi Abdul Aziz dan Farshad Noor gagal menjadi penyeimbang sehingga selalu kalah saat terjadi perebutan bola di lini tengah.
"Di babak pertama kita tidak melihat kolaborasi Abdul Aziz dengan Farshad Noor."
"Aziz hampir tidak tampak pegang bola dan Noor banyak melakukan lari-lari yang tidak efektif sehingga tenaganya habis."
"Jadi terasa bolong, mudah sekali ditembus oleh penyerang lawan," katanya.
Menurut Atep, seharusnya bermain di partai final semua pemain langsung fokus menjaga konsentrasi sejak awal pertandingan.

Sebab, kata Atep, lengah sedikit bakal dimanfaatkan tim lawan.
"Berbeda dengan pertandingan perdana kita harus meraba-raba dulu."
"Ini kan final dan sudah tahu juga Persija mainnya seperti apa," ucapnya.
Persib Harus Balas Kekalahan
Atep juga menilai pada pertandingan kemarin Persija lebih siap bermain di partai final ketimbang Persib.
"Mereka dari awal langsung melakukan pressing, keluar menyerang dan strategi mereka berhasil sehingga pertahanan kita kacau."
"Pemain juga tidak bermain sesuai karakter yang biasa dimainkan Persib," ujar Atep.

Selain itu, kata Atep, Sudirman, pelatih Persija, relatif pintar dalam menurunkan pemain di awal pertandingan.
"Strategi Persija pintar, tidak memasang Simic di babak pertama dan memilih memasang pemain yang memiliki kecepatan sehingga itu merepotkan pemain belakang kita," katanya.
Tak hanya pintar dalam menurunkan susunan pemain, ujar Atep, serangan yang dibangun pemain Persija pun efektif menembus pertahanan Persib.
"Mereka lebih pintar membaca situasi dan posisi di tengah Persib juga bolong sehingga mudah ditembus dan mereka memanfaatkan dua sayap yang memiliki kecepatan."
"Mereka berhasil dengan strateginya menekan dari awal dan mendapat gol cepat," ucapnya.
Kekalahan 2-0 membuat Persib harus membalas minimal 3-0 di leg kedua nanti jika ingin meraih gelar juara turnamen Piala Menpora.
Pertandingan leg kedua bakal digelar di Stadion Manahan Solo, pada Minggu, 25 April 2021.
Yakin Bangkit
Atep merasa yakin dengan mental dan pengalaman mantan rekan satu timnya dapat segera bangkit dari keterpurukan dan membalas kekalahan pada final leg kedua.
Menurut Atep, leg kedua menjadi kesempatan terbaik untuk Supardi dan kawan-kawan membalas kekalahan dan meraih gelar juara.
"Persib harus menunjukkan punya mental juara."
"Ini kesempatan terbaik karena hanya satu kesempatan lagi. Jadi dengan pemain yang rata-rata sudah berpengalaman saya yakin peluangnya masih ada."
"Saya support mereka, semoga bisa lebih baik dari pertandingan hari ini," ujar Atep.
Atep pun mengaku akan memberikan dukungan secara langsung melalui aplikasi percakapan WhatsApp atau telepon kepada para pemain Persib yang akan kembali berjuang dipartai final leg kedua nanti.
"Mungkin besok atau lusa (akan hubungi pemain Persib) sebagai sama-sama pemain yang dibesarkan di Persib, tentu akan saya berikan dukungan kepada mereka karena peluang masih terbuka," katanya.
Kalah melalui dua gol cepat lawan, peluang Persib untuk merengkuh gelar memang masih terbuka.

Namun ada syarat yang harus dipenuhi pasukan Robert Alberts.
Pertama, jika ingin menyelesaikan laga 90 menit, Persib harus menang dengan margin tiga gol. Bisa dengan skor 3-0, 4-1, 5-2, dan seterusnya.
Dengan kemenangan seperti itu, maka Persib unggul agregat gol.
Jika itu terlalu berat, jalan lain bisa ditempuh, yaitu mencetak dua gol tapi jangan sampai kebobolan.
Skenario itu menghasilkan adu penalti karena agregat menjadi 2-2.
Tentu perjuangan Persib jauh lebih berat ketimbang Persija.
Pasukan pelatih Sudirman memang berada di atas angin.
Tim Macan Kemayoran hanya perlu imbang untuk berpesta.
Kebobolan pun tetap juara asal dengan margin satu.
Artinya, mereka tetap mengangkat trofi meski kalah 0-1, 1-2, 2-3, dan seterusnya. (*)