Airlangga: Transformasi Digital Bisa Ciptakan 2,5 Juta Lapangan Kerja Baru di 2024
Airlangga mengatakan transformasi digital bisa menciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru di tahun 2024.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menargetkan transformasi digital yang tengah gencar dilakukan pemerintah saat ini bisa menciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru pada 2024.
Airlangga mengatakan potensi ekonomi digital yang sangat besar ditambah momentum pandemi Covid-19, akan dijadikan modal bagi upaya nyata untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan untuk mewujudkan visi Indonesia 2045.
Transformasi digital yang dilakukan Indonesia, katanya, diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Baca juga: Pertamina Langsung Respons, Bawa Ibu Hamil yang Terus Pendarahan Pascaledakan Kilang Balongan ke RS
Baca juga: Aksi Amanda Manopo Nyanyi Dangdut Disorot, Joget Bak Biduan, Beda Jauh dari Andin di Ikatan Cinta
Target dari upaya transformasi digital adalah memberikan kontribusi tambahan pertumbuhan PDB dan lapangan pekerjaan.
"PDB hingga 1 persen per tahun, menciptakan 2,5 juta lapangan pekerjaan baru, dengan keterampilan kompleks dan memberikan nilai tambah tinggi,” kata Airlangga dalam acara Webinar Membangun Ekosistem Digital: Optimalisasi Potensi Ekonomi Digital Indonesia, yang diselenggarakan INJABAR Unpad, Jumat (23/4/2021).
Airlangga juga menyampaikan pemerintah menargetkan tercipta 5.000 perusahaan start-up, 50 persen UMKM yang terdigitalisasi, serta jumlah pengguna internet yang mencapai 82,3 persen dari total penduduk pada 2024.
“Untuk itu, pengembangan ekonomi digital harus terus kita dorong guna mencapai berbagai target tersebut,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan pemerintah terus melakukan perluasan wilayah 4G, pengembangan 5G, peluncuran satelit multifungsi SATRIA, serta pembangunan pusat data nasional guna mendorong perluasan ekonomi digital.
Pemerintah juga, katanya, terus mendorong pengembangan SDM digital atau talenta digital melalui tiga tingkatan level.
Pertama, Basic Digital Skill untuk masyarakat umum sebagai sarana pemanfaatan teknologi digital untuk aktivitas ekonominya.
Kedua, Intermediate Digital Skill bagi pekerja level teknisi dan profesional.
Ketiga, Advanced Digital Skill untuk tingkat pimpinan sektor publik dan swasta.
Airlangga berharap dengan adanya berbagai upaya transformasi ekonomi melalui integrasi teknologi digital tersebut dapat menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan visi Indonesia pada 2045 untuk menjadi negara maju.
Hal tersebut telah sejalan dengan arah dan strategi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024.
Dalam kegiatan yang sama, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan transformasi digital adalah hal wajib, bukan lagi pilihan.
Pandemi Covid-19, katanya, mempercepat transformasi digital, memaksa masyarakat menggunakan teknologi informasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
"Pemerintah Provinsi Jabar hari ini menyadari, tidak ada kehidupan di Jabar yang tidak bisa disentuh oleh digital. Covid-19 mengajarkan ekonomi digital ini membuat perekonomian bertahan. Semua orang dipaksa online, baik itu seminar, sekolah, jual beli, karena adanya pembatasan," katanya.
Jawa Barat sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia, katanya, berpotensi menjadi pengguna internet terbesar di Indonesia.
Karenanya, Pemprov Jabar berupaya memberdayakan berbagai sendi ekonomi melalui digitalisasi, termasuk peningkatan akses UMKM ke pasar digital.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA), Bima Laga, mengatakan pihaknya optimistis apapun yang dilakukan pemerintah dan swasta untuk kemajuan digital ekonomi adalah untuk kebaikan masyarakat Indonesia.
"Kita harus bahu-membahu supaya bisa memanfaatkan ekosisitem digital ini, termasuk untuk UMKM Indonesia," katanya.
Pengamat Ekonomi Digital dari DIGITS Unpad, Hamzah Ritchi, mengatakan Indonesia sudah memasuki, sudah di dalam ekosistem digital. Karenanya, dengan sudah adanya Indonesia dalam ekosistem digital ini, berbagai pihak harus memanfaatkannya dengan baik.
"Ekosistem digital Indonesia ini kita sudah ada di dalamnya, sudah tidak ada di awal lagi. Dari pengalaman belajar ini, Indonesia optimistis menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan digitalisasi, tidak hanya sektor matang, juga untuk UMKM sebagai penggerak 98 persen ekonomi dan tenaga kerja Indonesia," katanya.