Demi Mengajar di Pelosok, Guru Honorer Andik Santoso 9 Kali Ganti Motor, Pulang Bawa Kayu Bakar

Dari rumahnya ke SDN Jipurapah 2 di pelosok Jombang, Andik Santoso harus melewati jalan berlumpur dan menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan

Dok Aipda Purnomo/Tribunnews
Andik Santoso melewati jalan berlumpur dan menyeberangi tiga sungai demi mengajar di pelosok. Tinggal di Lamongan, Jawa Timur, Andik Santoso menjadi guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur. 

TRIBUNJABAR.ID- Belasan tahun guru honorer Andik Santoso rela mengajar di pelosok. dari rumahnya, ia harus melewati medan berat dan perjalanan jauh menuju sekolah tempatnya mengajar.

Tinggal di Lamongan, Jawa Timur, Andik Santoso menjadi guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur.

Dilaporkan, Andik Santoso harus sembilan kali ganti motor akibat rusak karena perjalanan pergi dan pulang dari rumah ke SDN Jipurapah 2.

Untuk mencapai sekolah tersebut, Andik Santoso harus menempuh perjalanan 13 kilometer atau sekira 90 menit dari lokasi mengajarnya. Ada tiga sungai tanpa jembatan yang mesti ia seberangi.

Lantaran dedikasinya itu, Andik Santoso mendapatkan hadiah motor trail dari seorang polisi, Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Purnomo (41).

Menurut Purnomo, meski mengajar di pelosok Jombang, Andik Santoso rela menjalaninya selama 17 tahun terakhir.

Baca juga: Travel Gelap Nekat Angkut Penumpang Saat Larangan Mudik, Penanggung Jawab Bisa Dipenjara

Baca juga: Jelang PSS Sleman vs Persib Bandung, Dejan Antonic Sebut Maung Bandung Diunggulkan Jadi Juara

Dijelaskan Punomo, perjuangan Andik Santoso saat berangkat menuju ke tempat mengajarkan sangatlah melelahkan.

Andik harus menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan terlebih dahulu untuk sampai di SDN Jipurapah.

"(Andik) melewati tiga sungai tanpa jembatan, yang kalau musim hujan miris, karena harus tetep dilewati dan itu akses satu satunya," ujar Purnomo.

Tak hanya itu, Andik Santoso harus dapat melewati jalanan berlumpur yang dapat menjebak ban motornya.

Punomo mengatakan, hingga saat ini, Andik Santoso telah bergonta-ganti motor 9 kali akibat mengalami kerusakan.

Padahal, Andik Santoso hanya mendapatkan gaji honorernya sebesar Rp 300 ribu setiap bulan.

Jika dihitung pengeluarannya, Andik Santoso setiap hari menghabiskan ongkos sebesar Rp 50 ribu untuk membeli bensin motornya.

Baca juga: Sama-sama Tumbang di Markas Sendiri, PSG dan Chelsea Lolos ke Semifinal Liga Champions

Baca juga: Liverpool vs Real Madrid, Liga Champions, Juergen Klopp Tidak Punya Beban

Tentu saja, gaji yang diterima Andik tidakah cukup untuk mengganti ongkos harian menuju tempat mengajarnya.

Alhasil, Andik Santoso harus mengumpulkan kayu bakar untuk dijual sebagai tambahan ongkos perjalanannya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved