Kisah Penjual Cilok

Masdi Penjual Cilok di Blora Pakai Jas dan Dasi Saat Jualan, Lucu dan Jadi Pusat Perhatian

Masdi tampil necis (nyentrik), menggunakan setelan jas lengkap dan dasi plus peci. Mata pencahariannya sehari-hari memang sebagai penjual pentol.

Editor: Hermawan Aksan
banyumas.tribunnews.com
Masdi sedang melayani konsumen di depan minimarket di Desa Gagaan, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Kamis (8/4/2021) dini hari. 

Tepat di belakang gerobak tertempel speaker aktif mungil yang senantiasa memutar rekaman pengajian.

"Ini yang ceramah adalah guru pesantren anak saya."

"Anak saya yang ketiga nyantri di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak."

"Saya juga ikut ngaji ke sana," kata dia kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/4/2021).

Alasan dia memutar rekaman pengajian tidak lain adalah sebagai pengingat bagi dirinya sendiri.

Syukur kalau pembelinya turut mendengarkan.

"Hidup itu mau apa, kan ya saling mengingatkan dan hati ini agar selalu bersih," ujarnya.

Dalam sehari, pentol yang dia jual rata-rata sebanyak 50 kilogram.

Dagangan sebanyak itu dia jual dari pukul 15.00 atau selepas salat Asar sampai sekira pukul 01.00.

Berbeda saat sebelum pandemi Covid-19, dalam tempo waktu yang sama, pentol Masdi bisa terjual sampai 60 kilogram.

Berapa keuntungan yang diperoleh, kata Masdi, dia tidak pernah menghitung.

Baginya, itu adalah tugas sang istri di rumah.

Dia hanya bertugas jualan, sang istri juga termasuk yang menyiapkan seluruh barang dagangannya.

Meski hampir setiap hari dia harus terjaga sampai dini hari, pagi hari dia harus mencari rumput untuk seekor sapi yang dia pelihara.

(Banyumas.tribunnews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved