Ramadan 1442 H
Ramadan 8 Hari Lagi - Khasiat di Balik Lezatnya Buah Kurma Kesukaan Nabi Muhammad Saw Saat Berbuka
Umat Islam pun menganggap pohon kurma dan buahnya sebagai sesuatu yang suci. Dalam bahasa Arab, kata untuk kurma disebut tamr.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurma, buah yang tumbuh di iklim tropis dan biasa dikonsumsi sebagai makanan penutup (dessert), memiliki makna penting dalam budaya Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hal itu karena buah ini sebagian besar tumbuh di dua kawasan itu.
Umat Islam pun menganggap pohon kurma dan buahnya sebagai sesuatu yang suci.
Dalam bahasa Arab, kata untuk kurma disebut tamr.
Dikutip dari laman Daily Sabah, Senin (5/4/2021), kurma merupakan bagian dari makanan pokok yang dihidangkan di meja makan saat momen berbuka puasa selama Ramadan.
Dari deretan menu sederhana di meja makan Nabi Muhammad SAW selalu terdapat kurma.
Ternyata tak hanya lezat, buah kesukaan Nabi ini memiliki segudang khasiat.
Saat berbuka puasa, Nabi Muhammad SAW memulainya dengan sedikit kurma segar atau kering dan seteguk air.
Beliau biasa mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil dan mengeluarkan biji kurma menggunakan telunjuk dan jari tengahnya.

Kurma memiliki kandungan gula alami sehingga mengonsumsinya tidak perlu menambahkan gula atau pemanis buatan lainnya.
Ini tentunya sangat baik bagi tubuh.
Buah ini juga kaya akan serat, berbagai macam mineral serta vitamin B-6.
Kurma yang ditumbuk dan dipadukan dengan susu dan minyak disebut 'fariqa', dan perempuan yang baru saja melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi campuran buah ini.
Selain itu, buah ini tidak hanya bisa dikonsumsi saat masih menjadi buah saja, namun ada banyak olahan hidangan penutup yang dibuat menggunakan buah ini dalam masakan Arab serta beberapa negara lainnya.
Kurma tidak hanya penting bagi umat Islam selama bulan suci Ramadan.
Karena hadiah paling berharga yang dibawa oleh peziarah dari Mekkah saat kembali ke tanah air pun tidak hanya air zam-zam, namun juga kurma.