Menengok Bendung Curug dan Bendung Walahar, Objek Vital Negara untuk Warga

Sejumlah awak media di Purwakarta diajak berkeliling oleh Jasa Tirta II ke sekitar Kawasan Waduk Jatiluhur

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ichsan
tribunjabar/nandri prilatama
Menengok Bendung Curug dan Bendung Walahar, Objek Vital Negara untuk Warga 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Sejumlah awak media di Purwakarta diajak berkeliling oleh Perum Jasa Tirta II ke sekitar Kawasan Waduk Jatiluhur, Bendung Curug, hingga Bendung Walahar yang berperan penting pada kesinambungan satu bendungan terbesar di Asia ini. 

Lokasi pertama yang dikunjungi ialah Bendung Curug dan Bendung Walahar yang ada di Karawang.

Dari sejarahnya, Bendung Curug ini dibangun pada 1965 dan mulai beroperasi pada 1968.

Baca juga: VIDEO-Bendung Walahar, Bendungan Tertua Peninggalan Belanda, Pemasok Air Kebutuhan Warga DKI Jakarta

Bendung Curug memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai pembagi penyediaan air untuk irigasi teknis dan air baku, aliran pembangkit tenaga listrik yang bertujuan untuk menghidupkan pompa dan pengendalian banjir di Pantai Utara Jawa dan Barat, sehingga air yang mengalir dapat proporsional serta memberi manfaat merata.

Ada sebanyak 8 menara dan 7 pintu air pada Bendung Curug yang miliki fungsinya masing-masing. Kemudian, tampak pompa hidropolis di Tarum Barat sebanyak 17 unit dan pompa listrik di Tarum Timur sebanyak 6 unit, dengan 4 unitnya berkapasitas 17,5 m3 per detik, dan 2 unit berkapasitas 10 m3 per detik.

Baca juga: Partai Demokrat Jabar : Arisan di Sibolangit Bikin Partai Demokrat Makin Solid

Sementara itu, di Bendung Walahar dibangun pada 1920 dan mulai beroperasi pada 1925.

Bendung Walahar menjadi satu bendung tertua di wilayah kerja Jasa Tirta II. Bendung Walahar berfungsi sebagai pintu utama saluran induk Tarum Utara yang vital guna mengairi irigasi di Karawang bagian utara.

Bendung Walahar juga dibagi oleh bangunan Bagi Leuweung Seureuh ke saluran irigasi. Sebanyak 80 ribu hektare sawah bergantung pada aliran dari Bendung Walahar ini dan BBU Leuweung Seureuh.

Bendung Walahar dari sisi geografis berada di 8 kilometer sebelah hilir Bendung Curug, Kecamatan Klari, Karawang.

Dalam peringatan Hari Air Sedunia 2021, Jasa Tirta II mengajak rekan media untuk peduli pada ekosistem dan lingkungan dengan menebar 2600 benih ikan di Waduk Jatiluhur.

Direktur Utama Jasa Tirta II, Imam Santoso mengatakan ketika kebersihan lingkungan sarana SDA dan pengoptimalan fungsinya berjalan dengan baik, maka harapannya dapat bermanfaat bagi kemakmuran rakyat melalui listrik, pertanian, perikanan, industri, hingga bahan baku air minun dan pariwisata.

Baca juga: Bendung Walahar, Bendungan Tertua Peninggalan Belanda, Pemasok Air Kebutuhan Warga DKI Jakarta

"Kami ingin kehadiran Waduk Jatiluhur dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lewat penugasan umum yang diberikan pemerintah. Kami airi area pertanian hingga 240 ribu hektare di Jawa Barat bagian Utara secara gratis ke petani," katanya, Rabu (31/3/2021) di Purwakarta.

Tak hanya itu, lanjut Imam, Jasa Tirta II berkontribusi dalam ketahanan pangan dengan memproduksi padi sebanyak 3,3 juta ton per tahun atau setara dengan nilai Rp 13,86 triliun per tahun.

Selanjutnya, Imam menyebut pihajnya memasok 80 persen air baku air minum untuk ibukota DKI Jakarta dan seluruh warga di Bogor, Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, dan Bandung Raya.

Waduk Jatiluhur merupakan objek vital listrik nasional Jawa dan Bali maka mereka mengelola SDA dan meningkatkan nilai air lewat produksi air minum dalam kemasan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved