Pertamina Balongan Terbakar
Sutiah Saksi Mata Ledakan Kilang Minyak Pertamina Balongan, 'Apinya Besar Banget Seperti Mau Kiamat'
Sutiah (56), warga Desa/Kecamatan Balongan , Kabupaten Indramayu , mengaku trauma dengan ledakan dan kebakaran kilang minyak
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ichsan
"Komisi VII DPR RI akan segera memanggil Direksi Pertamina untuk meminta penjelasan atas kronologis peristiwa ini. Harus ada upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali," kata Eddy.
Ia mengatakan kilang Balongan Indramayu merupakan kilang yang sangat vital bagi pengolahan minyak mentah nasional.
Ia mendesak Pertamina untuk segera mempersiapkan langkah-langkah pemulihan operasi kilang Balongan.
"Tentu kita semua berharap kebakaran ini bisa segera teratasi dan secepatnya dilakukan pencegahan agar tidak menjalar ke pemukiman warga. Mereka yang jadi korban juga segera mendapatkan perawatan," ucapnya.
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta pihak Pertamina untuk dapat segera melakukan investigasi penyebab terjadinya kebakaran hebat tersebut.
Selain itu, Pertamina diminta memastikan ketersediaan stok keamanan dari BBM pascaterjadinya kebakaran

Baca juga: Bupati Indramayu Wacanakan Relokasi Permukiman Warga Sekitar Pertamina RU VI Balongan
"Pertamina harus memastikan agar masyarakat tidak mengalami kelangakaan BBM dan segera memfokuskan penyebab terjadinya kebakaran tersebut apakah akibat kalalaian human error atau memang murni kesalahan secara teknis, bagaimana proses pengawasan yang dilakukan dan monitoring keamanan di lapangan," kata Azis.
Azis berharap agar Pertamina dapat memastikan keamanan masyarakat yang tinggal dekat wilayah kompleks kilang minyak tersebut. Serta dampak kerusakan lingkungan yang terjadi setelah ledakan kilang minyak Balongan terhadap keberlanjutan ekosistem di sekitar lingkungan.
"Pertamina harus melihat dampak lingkungan yang terjadi terhadap masyarakat sekitar pasca ledakan, apakah berbahaya atau tidak. Jangan sampai ada bahan berbahaya dan beracun yang berdampak pada lingkungan sekitar yang dapat membahayakan keselamatan dan kehidupan masyarakat lingkungan sekitar," ujarnya. (Handhika Rahman, Ahmad Imam Baehaqi, Irvan Maulana)