Kebiasaan Abah Sarji Kakek 102 Tahun yang Tinggal di Pemakaman Diungkap Sang Istri, Apa Itu?
Menjadi momen langka Abah Sarji duduk berdua dengan Juinah setelah sekian lama berpisah karena Abah lebih senang tinggal di kompleks pemakaman.
"Semenjak terkenal karena berita, banyak yang datang. Mulai Ibu Bupati dan sudah tiga kali bidan juga sama datang," kata Juinah tadi sekitar pukul 5 sore.
Sebelumnya banyak datang dan melakukan pengecekan terhadap penyakit Juinah yang di rasakan.
Juinah yang bisa terbaring lemas di kasur rumah yang tak jauh dari saung Abah Sarji.
"Tadinya saya sakit, semua kaki bareuh pada bengkak. Tapi setelah ada bidan datang itu memeriksa saya dan memberi obat. Obatnya sekarang masih ada dan saya minum sesuai anjuran bidan," kata Juinah lagi.
Menyinggung soal kedatangan Istri Bupati Kuningan, Hj Ika Acep Purnama, Juinah menjawab bahwa Ibu Bupati datang bersama rombongan memberi paket sembako dan makanan ringan.
"Ibu Bupati ngasih kecap, minyak, beras dan kebutuhan Emak lainnya. Tadinya, Emak harus ke rumah sakit untuk dirawat, tapi gak mau. Sebab kalau di rumah sakit, siapa yang mau jaga dan ngurus kebutuhan Abah disini," ungkap Juinah.
Kebiasaan Abah Sarji, kata Juinah, itu harus tersedia air panas.
"Kebutuhan itu sudah berjalan sejak Abah Sarji minta tinggal di saung," kata Juinah lagi.
Abah Sarji Sering Lihat Arwah saat Tinggal di Pemakaman
Kakek itu sedang duduk bertelanjang dada saat TribunJabar.id mendatanginya, Kamis (18/3/2021) siang.
Abah Sarji namanya dan usianya sudah 102 tahun.
Meski sudah sepuh, Abah Sarji ternyata masih segar, pendengarannya juga bagus begitu juga dengan cara berbicaranya.
Namun, kakinya yang sudah tidak bisa diajak kompromi, membuatnya kesulitan berjalan.
"Usia saya 102 tahun semua masih normal, tapi kaki saya merasa tak kuat jalan dan kalau mau ke air suka ngesot serta jalan juga pakai tongkat," kata Abah Sarji.
Abah Sarji selama ini hidup sendirian di saung mini di tengah Tempat Pemakaman Umum desa.
