Anak Malu-malu di Lingkungan Baru, Begini Caranya Membangun Kepercayaan Diri Agar Berani
Pernahkah Anda membawa anak ke lingkungan baru dan ia merasa malu untuk bersosialisasi dengan teman-teman di sekitarnya?
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pernahkah Anda membawa anak ke lingkungan baru dan ia merasa malu untuk bersosialisasi dengan teman-teman di sekitarnya?
Sebagian orang tua akan mendorong anaknya untuk bermain bersama teman-teman barunya, ada juga yang akan tetap membuat anak merasa aman dan membiarkan di pangkuannya.
Menurut psikolog anak Fathya Artha, ketika menemukan lingkungan baru, orang tua memang harus melihat karakter anak kenapa merasa malu.
Hal utama agar anak merasa percaya diri, yang harus diperhatikan adalah membuat anak merasa aman dengan lingkungannya.
"Hampir di setiap situasi, anak biasanya membutuhkan pemanasan 30 menit sampai satu jam untuk beradaptasi. Biasanya anak akan intip-intip dulu baru mau maju," ujar Fathya saat jumpa pers virtual di Bebelac Tunjukkan Hebatmu, Kamis ( 25/3/2021).
Sebagai orang tua, Fathya menjelaskan jangan membuat anak-anak merasa terburu-buru dalam prosesnya.
Baca juga: Gempa Bumi Kembali Terjadi di Tenggara Pacitan Jawa Timur Siang Ini, Tidak Terlalu Besar
Baca juga: Begal Payudara Berkeliaran di Karawang, Pakai Kaus Merah dan Topi, Korban Menangis di Bunderan RSUD
Baca juga: Dokter Terancam Pidana ITE, Rekam Adegan Dewasa dengan Pacar Gelap, Ketahuan Istri, Lalu Dicerai
Anak membutuhkan waktu untuk melihat keadaan kalau tempat baru itu aman. Sebagai orang tua sebaiknya memancing keberanian buah hati.
"Kita bisa pancing dengan maju duluan, sehingga anak merasa percaya diri," ujar Fathya.
Ketika bermain, orang tua pun bisa mendorong dengan pujian dengan mengatakan merasa senang bisa bermain dengan teman-teman.
Hal ini membuat anak tahu bahwa mengenal orang baru dan bermain bersama tidak apa-apa.
Cara membangun kepercayaan diri pada anak, dikatakan Fathya, bisa melalui memberikan permainan yang ada tantangannya.
"Misal bermain membangun balok dan terus menambah lagi. Tantangan ini menumbuhkan rasa mampu di dalam diri anak," ujarnya.
Baca juga: Kiky Saputri Bongkar Artis Plin-plan saat Mau Diroasting, Petunjuknya Presenter, Nama Sule Terseret
Baca juga: Tilang Elektronik di Kota Bandung Sudah Berjalan, tapi Belum Ada Penindakan, Begini Kata Kapolda
Selain itu juga, ucapan memberikan pujian dan kritikan dari orang tua bisa menentukan bagaimana anak memaknai setiap peristiwa.
Ketika anak gagal dan orang tua jangan langsung merespons dengan kritikan, namun orang tua juga harus pahami apa yang terjadi.
Jika anak langsung diberikan kritikan, di masa depan ia akan merasa salah dan selalu menunggu orang lain untuk memulai atau menunggu apa yang dikatakan orang tuanya. (*)