Tangkap Peluang Bisnis, Mantan Aparatur Desa Ini Pilih Ternak Kambing Perah, Sukses Pasok Susu
Mantan aparatur desa ini pilih banting stir untuk ternak kambing perah menangkap peluang bisnis pasok susu kambing untuk pabrik makanan olahan
Penulis: Andri M Dani | Editor: Siti Fatimah
Setelah mempelajari berbagai literatur, Yuda mulai mengenal kambin g perah jenis sanen asal Swis yang unggul di dunia.
Produksi susu nya sampai 2 kali lipat susu kambing PE. Bentuk fisik kambing sanen mirip kambing lokal. Beda dengan kambing PE yang jangkung dan telinga panjang.
Baca juga: Antisipasi Korban Saat Gempa Bumi & Tsunami, BPBD Pasang Plang Jalur Evakuasi di Pantai Pangandaran
Tak hanya menggali informasi dari berbagai literatur, tetapi Yuda mendatangi langsung sejumlah peternakan kambing perah jenis sanen di Magelang maupun Bogor.
Akhirnya pada bulan Desember 2018, Yuda memutuskan membeli seekor kambing sanen jantan dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan HPT di Desa Kemurug Lor, Batu Raden Banyumas Jateng seharga Rp 15 juta/ekor.
Kambing sanen jantan yang kemudian diberi nama Samson tersebut oleh Yuda dikawin silangkan dengan betina-betina PE yang sudah dimiliknya. Dan melahirkan kambing-kambing perah jenis Sapera (sanen peranakan etawa).
Keunggulan utama kambing perah blasteran sapera tersebut katanya produksi susunya dua kali lipat kambing PE. Rata-rata setiap diperah kambing PE menghasilkan 0,5 lt susu sementara kambing sapera mencapai 1 lt tiap kali perah. Baik kambing PE maupun kambing sapera pada masa laktasinya (menyusui) rutin diperah 2 kali sehari.
Baca juga: Kaca Mobil Pengacara Dipecahkan di Kota Tasikmalaya, Berkas Perkara Senilai Rp 100 Miliar Raib
Keunggulan lainnya, kambing sapera betina pada usia setahun sudah birahi dan bisa bunting. Setiap 8 bulan bunting dan biasanya melahirkan dua ekor anak. Seekor betina dan seekor jantan.
Anak betina biasanya dibesarkan untuk diperah dan berkembang biak. Sementara anak jantan dibesarkan (penggemukan) untuk dijual, biasanya sebagai hewan kurban setiap Idul Adha. Dari seleksi ketat, anak jantan juga bisa dibesarkan untuk menjadi penjantan tangguh.
Di awal tahun 2021 ini, Yuda sudah memiliki 135 ekor kambing perah sapera. Sebanyak 35 ekor lagi bunting, 61 ekor anak dan dara, serta 35 ekor kambing yang sudah melahirkan dan menjalani masa laktasi diperah diambil susunya.
Serta 4 ekor lagi penjantan tangguh, masing-masing diberi nama Samson, Hatori, Kalimanjoro dan Joni.
Baca juga: Dalam 2 Hari 5.000 Pelanggar Terekam Kamera Tilang Elektronik di Bandung, Langsung Diberi Sanksi?
Yuda bermimpi dan punya target, 10 tahun ke depan populasi kambing saperanya sudah mencapai 5.000 ekor dan produk olahan susu kambing yang semakin digemari masyarakat.
Sebagai pemain tunggal kambing perah ternyata Yuda tidak ingin maju sendiri. Ia mulai berbagi untuk maju bersama.
Awal tahun 2021 ini Yuda sudah mempunyai 6 orang mitra binaan. Dua orang di Rancah, seorang di Desa Utama dan tiga orang di Banjaranyar. Masing-masing memiliki 5 sampai 10 ekor kambing perah sapera. Yuda tidak hanya memasok kambingnya tetapi juga pembinaan teknis dan manajemen.
“Tapi mitra tersebut masih produksi susu skala rumah tangga, untuk kebutuhan sendiri,” katanya.
Dan ke depan, Yuda sekeluarga bermimpi Kampung Rancawiru menjadi kampung susu. Tiap rumah memproduksi susu kambing. Kampung yang menarik dikunjungi oleh para penggemar susu kambing karena paham khasiatnya. Mungkin itu rombongan gowes, rombongan adventure dan para hobiis lainnya, ibu-ibu kader, hingga anak-anak sekolah untuk mendapatkan edukasi sembari mengkonsumsi minuman bergizi.
“Tapi untuk itu semua, langkah yang sedang dilakukan sekarang adalah mempersiapkan SDM. Untuk membuat produk olahan berbahan susu kambing kami melibatkan anak-anak muda dari karang taruna di sini,” ujar Yuda optimis.