Sudah 14 Anak di Jabar yang Alami Gangguan Kejiwaan Karena Kecanduan Hape, Data Januari dan Februari
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah pasien yang berobat ke Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Selain itu, Kang Uu juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk turut serta mencegah anak kecanduan gawai. Hal itu perlu dilakukan karena masa depan Indonesia, khususnya Jabar, berada di tangah anak-anak saat ini.
"Oleh karenanya dengan kegiatan kali ini, kami memberikan warning, pemberitahuan kepada orang tua lewat PKK, Posyandu, untuk diinformasikan terkait bahaya gawai pada anak," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah pasien yang berobat ke Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja totalnya 104 pasien sepanjang 2020, di antaranya yang mengalami masalah kejiwaan terdampak kecanduan game.
Pada Januari-Februari, sudah ditemukan 14 kasus.
Sedangkan yang murni terdiagnosis kecanduan game pada 2020 sebanyak 8 orang. Sedangkan sepanjang 2021 ini sudah ditemukan 5 kasus anak dan remaja kecanduan gawai atau game online, murni.
Menurut Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani, kebijakan pembatasan sosial akibat COVID-19 tidak dipungkiri menyebabkan banyak anak dan remaja kecanduan gawai. Menurut WHO, katanya, anak yang telah kecanduan gawai dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilakunya.
Umumnya, perubahan mood/emosi termasuk iritabilitas, kemarahan dan kebosanan, gangguan pola tidur dan kualitas tidur yang buruk, depresi dan cemas serta risiko bunuh diri. Gejala lain terlihat pada masalah kondisi fisik, buruknya kondisi kesehatan secara umum, gizi buruk, kehilangan teman di dunia nyata, konflik orang tua, serta rusaknya produktivitas belajar.
Menurut Elly, dalam merawat pasien kecanduan gawai timnya memberikan terapi berupa konseling dan psikoterapi baik kepada anak dan orang tua.
“Pada kasus-kasus yang berat atau sudah ada gejala gangguan jiwa, bisa juga diberikan obat,” kata di RSJ Jabar, Selasa (16/3).
Untuk mencegah kecanduan gawai, kata Elly, orang tua dapat membatasi pemakaian maksimal dua jam untuk anak. Kemudian, bisa mendorong anak menggunakan internet untuk hal positif dan produktif. Memotivasi anak berkegiatan fisik di luar rumah, membatasi akses internet di rumah, serta menjauhkan gawai saat di tempat tidur.
“Orang tua juga bisa menggunakan teknologi dalam memantau penggunaan gawai atau internet, misalnya dengan parental lock dan lainnya” tuturnya
Bagi orang tua yang mendapati anaknya mulai kecanduan gawai, dapat mengakses layanan RSJ Provinsi Jawa Barat dengan mengklik fitur Konsultasi Jiwa Online pada alamat http://pemeriksaankeswarsj.jabarprov.go.id/, kemudian memilih menu Tes Ketergantungan Game Internet.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menjenguk para pasien anak kecanduan gawai di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/3).
Di RSJ, Wagub sempat menyapa dan menanyakan kabar kepada empat pasien remaja. Kecanduan gawai pada anak di Jabar kian hari kian memprihatinkan terlebih waktu anak dengan gawai makin lama karena sekolah masih memberlakukan pembelajaran daring.
Pemprov Jabar memandang ini masalah serius dan perlu dicegah sejak dini. Wagub Uu meminta orang tua membatasi interaksi anak-anaknya dengan gawai. Kecuali untuk pembelajaran daring, penggunaan gawai oleh anak perlu diawasi ketat.