Gempa Bumi

Tsunami Dapat Diprediksi, Tapi Gempa Bumi tidak, Apa Sebabnya? Begini Penjelasan Ahlinya

Gempa bumi bukan hal asing bagi penduduk Indonesia karena negara kita merupakan satu di antara negara yang rawan gempa.

Editor: Hermawan Aksan
TRIBUN TIMUR/NURHADI
MTs Mamuju rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,2 pada 15 Januari lalu. 

TRIBUNJABAR.ID - Gempa bumi bukan hal asing bagi penduduk Indonesia karena negara kita merupakan satu di antara negara yang rawan gempa.

Selama bulan Januari 2021, Indonesia sudah diguncang gempa bumi sebanyak 646 kali.

BMKG mencatat gempa bumi dirasakan atau felt earthquake terjadi sebanyak 82 kali.

Baca juga: Apa Arti Angka Romawi di Peringatan Gempa Bumi BMKG? Kenali Skala MMI untuk Mengukur Kekuatan Gempa

Baca juga: Siap Siaga Potensi Gempa Bumi, Banyak Warga Jepang Sudah Siapkan Tas Darurat, Apa Saja Isinya?

Mengapa  Indonesia sering kali diguncang gempa bumi?

Karena wilayah geografis Indonesia berada di Lingkaran Api Pasifik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ring of Fire dan banyaknya patahan bumi.

Oleh sebab itu, muncul pertanyaan apakah ada teknologi atau ilmu yang bisa memprediksi gempa.

Sayangnya, jawabannya, sampai saat ini, belum ada teknologi yang dapat menentukan kapan gempa bisa terjadi.

Hal ini diungkapkan Rudy Suhendar, Kepala Bagian Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Gelombang tsunami menghantam Kota Miyako di Prefektur Iwate setelah gempa 9,0 magnitudo mengguncang wilayah Tohoku, 11 Maret 2011.
Gelombang tsunami menghantam Kota Miyako di Prefektur Iwate setelah gempa 9,0 magnitudo mengguncang wilayah Tohoku, 11 Maret 2011. (HO NEW/REUTERS)

Rudy Suhendar mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan akan terjadinya gempa bumi.

Tidak hanya itu, besaran gempa pun juga belum bisa diprediksi secara tepat.

Lantas apa yang membuat kita belum mampu memprediksi kedatangan gempa?

Hal ini disebabkan oleh sifat gempa yang datang secara tiba-tiba.

Berbeda dengan tsunami yang dapat diprediksi dengan melihat ukuran gelombang laut.

"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," kata Rudy, dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/10/2018).

Rudy menambahkan, beberapa wilayah yang berpotensi mengalami gempa sudah dipasang alat pemantau guncangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved